News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembunuhan Beracun di Bekasi dan Cianjur

Sosiolog: Tergila-gila Harta Duniawi Tidak Kenal Usia, Punya Duit dan Istri Banyak Simbol Kesuksesan

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh dan M. Dede Solehudin. Sosiolog: Tergila-gila Harta Duniawi Tidak Kenal Usia, Punya Duit dan Istri Banyak Simbol Kesuksesan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama Wowon, Dede dan Solihin alias Duloh mendadak membetot perhatian publik.

Ulah keji trio pembunuh berantai (serial killer) yang menghabisi nyawa sembilan orang termasuk balita berumur dua bulan tentu menjadi hal yang dinilai sebagai kejahatan sadis.

Sosiolog Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah, Hariyadi mengatakan trio 'serial killer' tersebut nekat melakukan tindakan sadis karena dikuasai hasrat secara material agar kehidupannya lebih bermartabat dan memiliki harga diri.

Sehingga Wowon Cs mengabaikan sama sekali sistem-sistem nilai yang  dikenal dan dianut di kalangan masyarakat dan melakukan tindakan-tindakan yang di luar nalar sehat.

Lalu apa yang memicu hasrat Wowon Cs menguasai harta duniawi di saat usia senja?

Hariyadi mengatakan hasrat akan simbol-simbol materi duniawi tidak mengenal usia. 

Ia pun mencontohkan kasus Ecky yang nekat melakukan mutilasi terhadap seorang perempuan di Bekasi, Jawa Barat.

Ecky kemudian menguras harta dan apartemen korbannya.

"Apartemen dan sertifikat rumah (kasus mutilasi) itu simbol material. Memiliki kekayaan berlipat ganda sembari tetap memiliki banyak istri (kasus Wowon) itu juga simbol kesuksesan,' ujar Hariyadi saat berbincang dengan Tribun, Sabtu (21/1/2023).

Memang lanjut Hariyadi perlu melihat secara rinci kasus per kasus 'serial killer' yang bikin heboh saat ini.

Baca juga: 4 Korban Pembunuhan Wowon di Cianjur Tinggal Kerangka, RS Polri Periksa Kemungkinan Kandungan Racun

Namun Hariyadi melihat faktor ekonomi yang dominan pada masing-masing kasus pembunuhan berantai tersebut.

"Namun para pelaku bukanlah orang-orang yang benar-benar sangat tersudut oleh situasi kemiskinan," kata Hariyadi.(Willy Widianto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini