TRIBUNNEWS.COM - Mahasiswi UPH yang diduga dianiaya pacarnya berinisial AS membantah telah mencabut laporannya ke Komnas Perempuan.
Hal ini merespons pernyataan Ketua Komnas Perempuan, Andy Yentriyani, yang menyebut AS tidak melanjutkan melapor.
"Nggak kok. Nggak pernah aku cabut," ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (18/2/2023).
Hal tersebut, dibuktikan AS melalui tangkapan layar yang dikirimkan Tribunnews.com soal chat dengan petugas Komnas Perempuan.
Adapun chat tersebut, dilakukan pada Rabu (15/2/2023) lalu.
Dalam chat itu, petugas Komnas Perempuan bernama Reni menanyakan terkait apakah laporan pengaduan oleh AS akan dilanjutkan atau tidak.
Baca juga: Update Mahasiswi UPH Korban Penganiayaan Pacar: Ogah Berdamai hingga Tanggapan Komnas Perempuan
Lalu, AS menjawab untuk dilanjutkan saja.
"Selamat siang Kak Annisa. Saya Reni petugas Komnas Perempuan yang beberapa waktu lalu mengirim pesan konfirmasi penerimaan pengaduan kakak. Perihal pengaduan tersebut apakah akan dilanjutkan kak?"
"Jika dilanjutkan mohon sampaikan apa saja kebutuhan kakak saat ini yang sekiranya dapat kami bantu," tanya petugas Komnas Perempuan.
"Iya dilanjutkan," jawab AS.
Lalu, petugas Komnas Perempuan itu bertanya kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh AS.
AS pun menjawab, bahwa dirinya membutuhkan bantuan hukum dan konseling psikologis.
"Kebutuhan kakak saat ini apa saja kak? Apakah masih sama seperti di form pengaduan yakni konsultasi/bantuan hukum dan konseling psikologis?" tanya petugas Komnas Perempuan.
"Aku butuh bantuan hukum dan konseling psikologis karena samai detik ini aku masih ga nafsu makan karna apa yng aku alamin," terang AS.
Baca juga: Polisi Usut Kasus Mahasiswi UPH yang Diduga Dianiaya Mantan Pacar
Di sisi lain, AS mengaku bahwa saksi yang berasal dari rekan pacarnya itu masih bungkam untuk menjelaskan terkait dugaan penganiayaan yang dialaminya.
Hal ini membuat penyelidikan terhadap kasus menjadi terhambat.
"Saksi bungkam karena sahabat pelaku. Itu yang bikin terhambat penyelidikan," jelasnya.
Sebelumnya, Ketua Komnas Perempuan, Andy Yentriyani, mengatakan AS tidak melanjutkan untuk melaporkan.
"Korban enggak menarik laporan melainkan tidak melanjutkan untuk melapor," ujar Andy pada Sabtu (18/2/2023).
Andy mengatakan, Komnas Perempuan sudah menindaklanjuti laporan yang pertama.
Menurut Andy, Komnas Perempuan telah menanyakan lebih rinci kepada korban terkait kekerasan yang menimpanya.
Kemudian, korban tidak melanjutkan pelaporan.
"Laporan pertama sudah kami tindaklanjuti dengan menanyakan lebih rinci apa yang dialami agar bisa disikapi dengan utuh, tetapi pelapor tidak melanjutkan pelaporannya," ungkap Andy.
Seperti diketahui, mahasiswi Universitas Pelita Harapan (UPH) berinisial AS mengaku dianiaya oleh kekasihnya berinisial BJ.
Atas penganiayaan itu, AS melaporkan ke Polres Tangerang Selatan pada Rabu (15/2/2023) yang teregister dengan nomor laporan polisi nomor TBL/B356/II/2023/SPKT/POLRES TANGERANG SELATAN/POLDA METRO JAYA.
Baca juga: Mahasiswi UPH Diduga Dianiaya Pacar, Komnas Perempuan: Korban Tak Melanjutkan Laporan
Awalnya, dia sudah pernah melaporkan hal ini ke Komnas Perempuan, namun laporan itu dia cabut karena kekasihnya meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
AS menyebut, dirinya sudah dianiaya pacarnya sebanyak lima kali. Namun, penganiayaan yang paling parah dia terima adalah pada penganiayaan ke-4.
"Pelaku menganiaya aku secara membabi buta hanya karna aku memilih turun dari mobil pelaku dan pulang ga bareng sama dia, pelaku menganiaya aku mulai dari nyeret aku masuk ke mobil dan memaksa sampe dorong aku masuk ke mobil dia, tonjok hidung aku sampe geser, jedotin kepala aku ke dashboard, kaca, dan stir mobil, jambak aku, tampar aku, seret dan banting aku ke tanah dan yang paling parah cekik aku sambil bilang “mati lo ya anj**g gapernah dengerin gue b***sat," ucapnya.
Selanjutnya, penganiayan yang diterima AS terjadi pada Januari 2023 sehingga dirinya melaporkan ke pihak kampus.
"Investigasinya usut kasus ini karna sebelumnya pelaku juga pernah menganiaya di 'area kampus' yang lumayan cukup parah, verbal abuse terus berlangsung hingga 11 Februari kemarin hingga aku akhirnya sadar dan memberanikan diri untuk bilang orang tua," tuturnya.
Dalam hal ini, AS juga menunjukan sejumlah luka yang diterimanya akibat penganiayaan tersebut pada akun Twitter pribadinya @annisasknh8.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Fahdi Fahlevi)
Artikel lain terkait Mahasiswi UPH Dianiaya Pacar