Hingga akhirnya, ia malah diterima di dua kampus sekaligus dalam waktu yang bersamaan yaitu Universitas Airlangga, Surabaya dan Universitas Indonesia (UI), Depok.
Di Universitas Airlangga, Ngabila Salama lolos melalui jalur rapor, sedangkan di UI, ia lolos via jalur SBMPTN.
Setelah melalui sejumlah pertimbangan, anak kedua dari tiga bersaudara itu memilih UI.
Alasannya, lokasi kampus tidak jauh dari tempat tinggalnya di Duren Sawit, Jakarta Timur.
Selama menempuh pendidikan S1, Ngabila Salama aktif berkiprah di organisasi.
Ia tergabung dalam Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) dan pada tahun 2010 hingga 2011 dipercaya untuk menjadi koordinator humas.
Ngabila menjelaskan, jiwa kepemimpinan tersebut mendarah daging diturunkan dari sang ayah bernama Racob Yacob yang merupakan seorang seniman.
"Alhamdulillah saya lulus tepat waktu selama lima tahun pada Agustus 2012. Lalu saya melanjutkan magang sekaligus pengabdian selama satu tahun di Kalianda, Lampung Selatan," kata Ngabila.
Selesai mengabdi Kalianda, Ngabila mengikuti penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada 2013 dan dinyatakan lolos.
"Tanggal 1 Maret 2014 saya sudah jadi CPNS di Puskesmas Duren Sawit," ucap Ngabila.
Pada 2014, Ngabila melanjutkan perjalanan studinya dengan meneruskan sekolah jenjang S2 di Universitas Indonesia (UI).
"Karena keinginan saya di bidang public health (kesehatan masyarakat), maka saat S2 saya ambil jurusan Kesehatan Masyarakat," kata ibu dari tiga anak laki-laki itu.
Saat ini, Ngabila tengah menempuh pendidikan S3 dengan jurusan yang sama saat belajar di jenjang S2.
LHKPN 'Hanya' Rp 70 Juta