Pertanyaan inilah yang membuat Tania langsung merogoh handphone-nya dan melihat aplikasi yang dipesannya tadi.
Benar saja driver ojek online aplikasinya bertanya keberadaannya.
"gua nya ya kaget banget maksudnya apaan????????????????????????????. Gua langsung cek hp, ternyata grab driver gua nge-chat 'mba di mana?'. Ternyata itu opang :'D gua kesel banget dong anjir merasa ditipu," ceritanya.
Ilustrasi ojek
Ilustrasi ojek (Warta Kota/Alex Subhan)
Nasi sudah menjadi bubur, ia pun menanyakan berapa tarif yang harus dibayarnya sembari melakukan percakapan dengan driver ojek online yang dipesan via aplikasi.
Opang tersebut malah menembak harga hampir 4 kali lipat dari ongkos perjalanan yang tertera di aplikasi.
"gua ya bingung banget, di tengah-tengah jalan besar kaya gitu harus ngapain.
'emang berapa biasanya pak!???!???". 'ya kalau ke stasiun, biasanya sih 100 rb'. Padahal kalau di aplikasi mah fare gua 28rb. T*i lah, gua juga ga bawa cash, dia nganterin gua ke ATM terdekat dan gua gamau lanjut lagi. 'yaudah mba kalau gamau lanjut lagi gapapa, tapi saya dibayar sampai di sini'," ucapnya.
Ia yang tak membawa uang tunai langsung minta diantarkan ke ATM dan mau tak mau tak membayar opang tersebut dengan uang lembar Rp50 ribu.
"singkat cerita gua tarik duit di ATM, kasi 50rb karena gua takut tar kalo ga bayar malah dikejar terus dipukul. Dan gua baru ngeh juga mukanya ditutup full pake kupluk maling. Jadi ya gua gatau mukanya gimana, gua gatau plat-nya berapa," jelasnya.
Dari lokasi ia meminta driver ojek via aplikasi tadi untuk menjemputnya dan menceritakan kejadian yang menimpanya tadi.
"akhir cerita, gua telpon driver grab yang gua pesan tadi dan minta dia untuk jemput gua di ATM itu jika masih berkenan. Untungnya, mas grab-nya mau, dan tenang saja, gua ga lupa buat ngasih tip yang generous. Tapi ya :'D dipikir-pikir, bahaya banget anj lskjfdkjsdlkf. Sekian," pungkasnya.
Laporan reporter Nur Indah Farrah Audina | Sumber: Tribun Jakarta