TRIBUNNEWS.COM - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengungkapkan solusi untuk mengatasi polusi udara di Jakarta.
Heru Budi mengatakan, solusi jangka pendek sama seperti solusi jangka panjang.
"Untuk jangka panjang ya pembangunan transportasi, jangka pendek dan jangka panjang sama (solusinya)," ungkap Heru Budi, dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin (14/8/2023).
Dikatakan Budi, upaya yang dilakukan salah satunya adalah dengan menambah ruang terbuka hujau (RTH).
“Kami setiap Minggu menambah RTH, setiap kelurahan tiap tiga bulan menambah ruang terbuka hijau."
"RTH yang sekarang dirawat termasuk media tanam pohon,” ucapnya saat ditemui di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendgari), Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (10/8/2023), dikutip dari TribunJakarta.com.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga terus menggalakkan penggunaan kendaraan listrik.
Baca juga: Kendaraan Berbahan Bakar Bensin Sumbang 57 Persen Polusi Udara di Ibu Kota
Salah satunya yakni dengan mengganti armada bus Transjakarta konvensional dengan kendaraan listrik
“Konsep DKI kan sudah jelas, bus listrik, kendaraan bermotor untuk (operasional) petugas juga listrik,” tutur Heru Budi.
Pemorov DKI, dikatakan Budi juga terus melakukan sosialiasi soal penggunaan transportasi umum, sehingga masyarakat bisa beralih menggunakan angkutan massal.
“Kami menggalakan transportasi moda umum, seperti kereta umum, MRT, LRT, dan lain-lainnya,” kata Heru Budi.
Seperti diketahui, terpilihnya DKI Jakarta sebagai kota paling berpolusi di dunia menjadi sorotan media asing.
Jakarta diketahui secara konsisten berada di posisi ke-10 paling berpolusi secara global sejak Mei.
Data harian dari situs IQ Air mencatat Jakarta menjadi kota ke-4 dunia yang tingkat polusi udaranya tertinggi hari ini.
Sektor transportasi tercatat menyumbang polusi udara terbesar yaiutu sekitar 32-41 persen, sementara sektor industri 14 persen.
Berdasarkan tingkat pengukuran partikulate matter atau PM 2,5 yaitu partikel udara yang lebih kecil dari mikro meter, poin pm 2,5 Jakarta adalah 102.
Sementara tingkat sulfur dioksida atau SO2 yaitu zat polutan hasil pembakaran minyak, gas dan batu bara di Jakarta mencapai 54 atau dalam kategori sedang.
Menhub Ajak Masyarakat Beralih Gunakan Kendaraan Listrik
Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi mengajak masyarakat untuk beralih menggunakan kendaraan listrik agar menciptakan kualitas udara baik, terutama di Jakarta.
Dikatakan Budi, dengan beralih memakai kendaraan listrik maka akan bisa menurunkan polusi udara di Jakarta.
Lantaran, kontribusi kendaraan bermotor bahan bakar fosil terhadap polusi udara lebih dari 50 persen.
Apalagi, kini masyarakat sudah mulai beraktivitas normal kembali setelah pandemi Covid-19, sehingga polusi udara di Jakarta menjadi meningkat.
Baca juga: Polusi Udara DKI Jakarta Disebut Terburuk di Dunia, KLHK: Perlu Ada Data Pembanding
"Kami mengajak masyarakat beralih menggunakan kendaraan listrik. Kalau penggunaannya menjadi masif, diharapkan dapat menurunkan polusi yang terjadi di kota-kota besar," ujar Menhub dalam pernyataan tertulis dikutip Senin (14/8/2023).
Diketahui, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menerbitkan Permenhub Nomor PM 39 Tahun 2023 tentang Konversi Sepeda Motor Dengan Penggerak Motor Bakar Menjadi Sepeda Motor Listrik Berbasis Baterai untuk mempercepat terbentuknya ekosistem sepeda motor listrik melalui peningkatan pelayanan pengujian tipe sepeda motor konversi.
"Mengapa konversi, jadi kalau motor listrik baru itu bagus. Tetapi kalau konversi, kami berupaya mengubah dari motor bbm yang sudah ada dan jumlahnya sangat banyak," ungkap Budi.
Budi pun menyarankan agar produsen kendaraan listrik agar membuat spesifikasi baterai yang standar agar memudahkan masyarakat.
"Dengan adanya industri nikel di Indonesia, akan menjadikan ini lebih baik, dengan harga yang lebih murah," ujarnya.
(Tribunnews.com/Rifqah/Nitish Nawairoh)