News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dalam 2 Bulan Terakhir, Dua Polisi Bertugas di Jakarta Timur Meninggal Dunia Kena Serangan Jantung

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Polisi. Dua perwira menegah yang bertugas di wilayah Jakarta Timur meninggal dunia diduga karena serangan jantung.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua perwira menegah yang bertugas di wilayah Jakarta Timur meninggal dunia diduga karena serangan jantung.

Hari Selasa (8/8/2023) bulan lalu, Kapolsek Jatinegara, Kompol Entong Raharja meninggal setelah melaksanakan salat zuhur berjamaah di musala kantornya, Polsek Jatinegara, Jakarta Timur.

Sementara Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Edy Surasa, menghembuskan nafas terakhir pada Minggu (24/9/2023).

Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Leonardus Simarmata, Edy meninggal dunia setelah mengalami serangan jantung.

"Benar, (meninggal dunia) karena sakit jantung," kata Leonardus saat dihubungi, Minggu (24/9/2023).

Peristiwa itu terjadi ketika Edy Surasa hendak berangkat kerja.

Ia kemudian melanjutkan bahwa AKBP Edy sempat diberi pertolongan dan dibawa ke rumah sakit.

Namun, nyawa AKBP Edy tak tertolong dan meninggal dunia di rumah sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Jakarta Timur AKBP Edy Surasa di kantornya, Senin (29/11/2021). (KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA ACHMAD)

"Hari ini kejadiannya, ia sakit, diberi pertolongan, dan meninggal dunia di rumah sakit," tuturnya.

Atas nama Kepolisian, Trunoyudo lantas menyampaikan rasa belasungkawa kepada keluarga almarhum. 

"Semoga almarhum mendapatkan tempat terindah di sisi Tuhan yang Maha Esa," ungkapnya.

Kapolsek Jatinegara meninggal usai salat

Diberitakan sebelumnya, Kasi Humas Polsek Jatinegara, Aiptu Rina mengungkapkan berdasarkan keterangan saksi di lokasi, Kompol Entong terlihat terjatuh pada saat melaksanakan salat sunnah setelah menunaikan salat Zuhur berjamaah di Musala Polsek Jatinegara.

"Beliau setelah melaksanakan salat fardhu dilanjutkan salat sunnah. Salat sunnahnya baru satu rakaat, beliau jatuh ke belakang dan kepalanya membentur ubin," ucap Rina ketika dikonfirmasi, Selasa (8/8/2023).

Kapolsek Jatinegara, Kompol Entong Raharja meninggal setelah melaksanakan salat zuhur berjamaah di kantornya, Polsek Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (8/8/2023) siang sekira pukul 12.30 WIB. (Tribun Jakarta/Bima Putra)

Pasca terjatuh, Entong kemudian dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk mendapatkan penanganan medis.

Pada saat di perjalanan ke rumah sakit, Rina menuturkan atasannya itu masih terlihat bernapas dan terdengar dengkuran keras.

"Setelah mendapat perawatan di IGD RS Polri, kemudian sekitar pukul 13.43 WIB Bapak Kapolsek Jatinegara dinyatakan meninggal oleh dokter IGD, Dr Ipda Rahman," jelasnya.

Terkait penyebab Entong terjatuh dan dinyatakan meninggal, Rina menyebutkan bahwa pihak RS menyatakan hal itu disebabkan karena serangan jantung.

"Diagnosa dokter RS Polri serangan jantung," pungkasnya.

Adapun keterangan dari pihak keluarga, jenazah almarhum Entong telah dibawa ke rumah duka di Jalan Naya RT 003/05 Munjul, Cipayung, Jakarta Timur.

Beberapa Faktor yang Dapat Menyebabkan Serangan Jantung

Sebagian orang beranggapan bahwa berolahraga secara berlebihan dapat berakibat serangan jantung, namun menurut dokter yang menempuh pendidikan Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah di Universitas Indonesia ini menyebutkan bahwa faktor utamanya adalah gaya hidup yang tidak sehat.

Mulai dari pola makan yang tidak sehat, kebiasaan merokok, dan mengkonsumsi minuman beralkohol.

Baca juga: Penyebab Perempuan Lebih Berisiko Alami Kematian Saat Serangan Jantung Dibandingkan Laki-laki

 Selain itu, faktor stres kronis juga mendukung peningkatan tekanan darah dan membuat jantung seseorang bekerja lebih keras untuk memompa darah.

“Orang yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki risiko lebih tinggi mengalami serangan jantung karena jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini dapat diperparah jika seseorang memiliki kondisi medis seperti diabetes, kolesterol tinggi, ataupun masalah kesehatan lainnya,” ujarnya lebih lanjut.

Ilustrasi jantung sehat. (kutv.com)

Untuk menangani dan mengantisipasi serangan jantung disarankan untuk menjalani gaya hidup sehat seperti berolahraga secara teratur, mengurangi stres, menghindari merokok, dan menjaga berat badan yang sehat.

 Jika seseorang mengalami serangan jantung, perawatan medis seperti penggunaan obat-obatan dan tindakan medis seperti operasi, juga dapat diperlukan.

Ada beberapa opsi penanganan serangan jantung secara medis seperti:

1. Obat-obatan: Beberapa obat-obatan, seperti ACE inhibitor, beta blocker, dan diuretik, dapat membantu mengurangi tekanan darah dan mengurangi beban kerja pada jantung.

2. Terapi oksigen: Terapi oksigen dapat membantu menghilangkan gejala seperti sesak napas dan memberikan pasokan oksigen yang cukup untuk tubuh.

3. Operasi atau prosedur medis: Jika kondisinya sangat serius, maka dokter akan merekomendasikan operasi atau prosedur medis, seperti angioplasti atau pemasangan ring pada jantung.

4. Terapi fibrinolitik: Terapi ini digunakan untuk membuka sumbatan di arteri koroner. Fibrinolitik adalah kelompok obat yang digunakan sebagai pengobatan untuk memecahkan bekuan darah.

5. Kateterisasi jantung: Prosedur ini dilakukan untuk memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah di jantung. Pada beberapa kasus, kateter dilengkapi dengan balon untuk membuka pembuluh darah yang tertutup.

6. Pemasangan stent: Stent adalah perangkat kecil yang ditempatkan di dalam arteri koroner untuk menjaga pembuluh darah tetap terbuka dan mengambil plak yang terbentuk di dalam arteri.

7. Pembedahan: Pembedahan dapat diperlukan jika obat-obatan dan perubahan gaya hidup tidak memberikan hasil yang memadai. Salah satu pembedahan yang dilakukan adalah pemasangan alat pacu jantung.

8. Operasi Jantung: Kadang-kadang serangan jantung memerlukan operasi jantung untuk memperbaiki atau menjalankan bypass pada arteri koroner yang rusak.

Tips Pencegahan Serangan Jantung
1. Berolahraga secara teratur: Berolahraga secara teratur dapat membantu memperkuat jantung dan meningkatkan kemampuannya untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Disarankan untuk melakukan olahraga aerobik seperti berjalan cepat, berlari, berenang, atau bersepeda, selama setidaknya 30 menit sehari, sebanyak 3- 5 kali seminggu.

2. Mengonsumsi makanan yang sehat: Mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang dapat membantu menjaga kesehatan jantung. Disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Hindari makanan yang tinggi lemak dan kolesterol seperti makanan cepat saji dan goreng-gorengan.

3. Menjaga berat badan yang sehat: Kegemukan atau obesitas dapat meningkatkan risiko jantung siaga. Oleh karena itu, menjaga berat badan yang sehat melalui diet sehat dan olahraga teratur sangat penting untuk mencegah jantung siaga.

4. Menghindari kebiasaan merokok: Merokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko jantung siaga. Jika Anda merokok, segeralah untuk berhenti merokok.

5. Mengurangi jumlah konsumsi alkohol: Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan risiko jantung siaga. Disarankan untuk hanya mengonsumsi alkohol dalam jumlah sedang atau kurang, dan sebaiknya menghindari minuman beralkohol jika Anda memiliki riwayat penyakit jantung.

Menjalani gaya hidup yang sehat membantu mencegah jantung siaga dan menjaga kesehatan jantung secara keseluruhan, meskipun faktor risiko lain seperti kondisi medis, faktor keturunan atau paparan lingkungan yang tinggi belum bisa dikontrol. 

Untuk itu penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur dan berkonsultasi dengan dokter jika terjadi gejala kesehatan yang muncul.

Beberapa Pertimbangan Saat Memilih Rumah Sakit untuk Penanganan Jantung

1. Kredibilitas rumah sakit: Pastikan rumah sakit yang dipilih memiliki sertifikasi atau akreditasi dari badan tertentu (seperti JCI/ KARS/ ISO) yang menunjukkan standar kualitas dan keselamatan yang tinggi.

2. Ketersediaan dokter spesialis jantung: Pastikan rumah sakit memiliki tim medis yang berpengalaman dan terlatih dalam merawat pasien dengan masalah jantung, baik dokter spesialis jantung maupun tim pendukung untuk penanganan jantung yang lengkap.

3. Fasilitas yang baik: Pastikan rumah sakit memiliki fasilitas yang memadai dan modern seperti laboratorium kateterisasi (Catheterization Lab), unit perawatan intensif jantung, ruang operasi jantung terkini, ruang perawatan jantung, dan lainnya.

4. Teknologi terkini: Pastikan bahwa rumah sakit memiliki peralatan yang cukup untuk mendeteksi masalah jantung, seperti EKG, ekokardiogram, CT Scan jantung, dan MRI jantung.

5. Lokasi: Pilihlah rumah sakit yang mudah diakses dan mudah dicapai oleh pasien atau keluarga pasien.

6. Reputasi: Baca ulasan dan pertimbangkan opini dari pasien atau keluarga pasien sebelumnya yang telah menggunakan layanan rumah sakit tersebut.

RS Jantung Diagram Siloam Cinere semua tindakan terkait dengan serangan jantung lengkap. Pelayanan jantung juga tersedia 24 jam. 

“Jika seorang pasien mengalami serangan jantung, terdapat waktu sekitar 30 menit untuk penanganannya, di RS Jantung Diagram Siloam Cinere kesiapan untuk penanganan. Sehingga tidak memakan waktu lama, penanganan pasien serangan jantung dapat langsung ditangani oleh dokter dan tenaga medis lainnya,” ujar dr. Sidhi.

Dengan komitmen fast response time 3 menit setelah telepon diterima, tim gawat darurat responsif segera untuk menjemput panggilan agar peluang keselamatan pasien dapat tetap terjaga. (Tribunnews/TribunSolo)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini