Awan dikenal sebagai sosok yang mudah bergaul.
Bahkan, anak ketiga Usman dan sang istri itu juga dikenal dengan dengan Pasukan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).
Sumiati, tetangga Awan mengaku merasa begitu kehilangan sosok korban.
Ia menyebut, banyak warga sekitar yang turut merasakan kehilangan bocah 10 tahun itu.
Menurut Sumiati, banyak yang merasakan kesedihan atas kematian Awan.
"Banyak sekali warga sini yang merasa kehilangan ya, sedih," ucap Sumiati, Kamis (14/12/2023), dikutip dari Tribunjakarta.com.
Tak hanya Sumiati, bahkan salah satu petugas PPSU di Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara juga mengaku terpukul saat mengetahui Awan tewas ditangan Usman.
"Dia itu bocilnya PPSU gitu, dia itu mainnya sama anak-anak PPSU, jadi dibilangnya bocilnya PPSU," kata Veny.
Semasa hidup, Awan disebut kerap mendatangi posko PPSU, Penjaringan.
Awan bahkan juga kerap membawakan karung sampah yang baru saja dibersihkan Veny dari zona kerjanya.
Ia bahkan mengatakan, Awan memiliki panggilan sayang untuknya.
"Dia kalau manggil kita mami, mami, gitu. Terakhir ketemu itu dia sudah nungguin saya di atas motor, mau ikut (bersih-bersih jalan)," ungkap Veny.
Diberitakan sebelumnya, video detik-detik Usman menampar, menendang hingga membanting Awan tersebar luas di media sosial.
Dalam video yang beredar, peristiwa tersebut terjadi di sebuah gang yang berlokasi tak jauh dari rumah Usman.