Diwartakan TribunJakarta.com, keempat korban melompat dengan kondisi tangan saling terikat satu sama lain.
Agus menjelaskan, sang ayah mengikat tangannya dengan anak perempuan.
Sementara sang ibu mengikat tangannya ke anak laki-laki.
Setelah saling mengikat, mereka melompat dari atap apartemen dan terjatuh di halaman parkir outdoor depan lobby apartemen.
"Pada saat terjatuh itu masih dalam kondisi EA dan JL terikat tangannyadengan tali yang sama."
"AEL terikat tali yang sama dengan JW, ikatan tali tersebut mengikat," tutur Agus.
Dulu Penghuni Apartemen
Rupanya, keempat korban dulunya merupakan penghuni di apartemen tersebut.
Namun, sudah sekira dua tahun terakhir mereka tak terlihat beraktivitas di apartemen tersebut.
Agus mengungkapkan, satu keluarga tersebut baru terlihat lagi di apartemen itu pada Sabtu.
Namun, bukan untuk tinggal lagi, mereka mendatangi apartemen tersebut untuk mengakhiri hidup.
Baca juga: Sosok Satu Keluarga yang Tewas di Apartemen Penjaringan, Pernah jadi Penghuni Apartemen 2 Tahun Lalu
"Dulu mereka pernah tinggal di sini, kemudian sudah dua tahun belakangan tidak tinggal di sini."
"Baru hari ini kembali lagi ke apartemen untuk melakukan kegiatann seperti ini," ucap Agus, Sabtu.
DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan mengakhiri hidup.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan mengakhiri hidup, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.