News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sekeluarga Tewas Loncat dari Apartemen

Sekeluarga Bunuh Diri di Apartemen Jakarta, Kemenkes: Psikiater dan Dokter Jiwa Masih kurang

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Acos Abdul Qodir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

dokter jiwa1

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Kasus bunuh diri kembali terjadi, terkini satu keluarga memilih mengakhiri hidup dengan lompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan di Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024) petang.

Satu keluarga itu terdiri sang ayah berinisial EA (50), ibu AI (50), anak perempuan JL (15), dan anak laki-laki JW (13).

Mereka tergeletak dalam kondisi mengenaskan di depan lobi apartemen.

Pihak kepolisian Polsek Penjaringan memastikan satu keluarga itu melakukan aksi bunuh diri.

Baca juga: Misteri Sekeluarga Akhiri Hidup Lompat dari Lantai 22 Apartemen: Buket Melati di Antara Bercak Darah

Maraknya kasus bunuh diri pun dikaitkan dengan kesehatan mental. 

Terkait hal ini, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi ungkap Indonesia masih kekurangan tenaga medis seperti psikiater hingga dokter kejiwaan. 

"Secara jumlah  kalau tenaga medis seperti psikiater dan dokter kejiwaan, memang masih kurang," ungkapnya saat dihubungi Tribunnews, Minggu (10/3/2024). 

Saat ini ketersediaan tenaga kesehatan jiwa masih sangat rendah. 

Di sisi lain masalah kesehatan mental pun terus meningkat. 

"Kita belum mencapai  1/1000 penduduk  dan kalau kita lihat gangguan jiwa yg ringan seperti stress, anxiety (kecemasan), depresi  sampai yang psikotik juga terjadi peningkatan," tambah Nadia. 

Baca juga: Kasus Ibu Bunuh Anak Kandung di Bekasi, KemenPPPA Bantu Pemulihan Trauma Adik Korban

Saat ini, pihaknya pun tengah mendorong kecukupan sumber daya manusia di bidang kesehatan. Khususnya kesehatan mental.

Di antaranya dengan membuat beberapa regulasi seperti pendidikan berbasis rumah sakit. 

"Penambahan beasiswa Kementerian Kesehatan dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), dan kemudahan diaspora," tambahnya.

Terakhir, pihaknya juga sedang mendorong pembukaan fakultas kedokteran baru demi memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di Indonesia.

"Mendorong pembukaan fakultas kedokteran baru," tutupnya.

Baca juga: Analisis Pakar soal Kasus Tewasnya Satu Keluarga usai Lompat dari Apartemen di Jakarta

DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini: https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/.

Anda dapat langsung mencoba menghubungi Puskesmas tingkat Kecamatan dan/atau Rumah Sakit Umum terdekat yang menjadi rujukan di kota tempat tinggal Anda. Jika Anda menghubungi rumah sakit, tanyakan apakah mereka memiliki psikolog, psikiater, atau poliklinik jiwa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini