Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi menyebut AIL (52), istri satu keluarga yang tewas melompat dari apartemen di Penjaringan, Jakarta Utara sempat sembahyang di klenteng sebelum melakukan aksinya.
Hal ini diketahui berdasarkan kesaksian penjaga klenteng yang terletak di rooftop apartemen tersebut bernama Akong.
"Sembahyang dilihat. Cuma (penjaga klenteng) nggak nyangka dia kalau selesai ibadah bakal loncat," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Hady Siagian kepada wartawan, Senin (18/3/2024).
Baca juga: Keluarga yang Lompat dari Apartemen Penjaringan Sudah 2 Tahun Menutup Diri, Anak Setahun Tak Sekolah
Saat sang istri ibadah, kata Hady, sang suami berinisial EA (51) serta dua anaknya JWA (13) dan JL (16) menunggu di taman sekitar klenteng.
"Duduk di kursi, itu. Pas tangga itu kan kursi coklat tuh, kanan taman kiri klenteng kan. Bapak sama anaknya tunggu di situ.," bebernya.
Minta Diantar ke Tempat Makan
Sebelum sampai ke apartemen, satu keluarga tersebut juga diminta di antar sopir taksi online ke tempat makan.
"Dia sempat makan dulu," ungkapnya.
Sopir taksi online tersebut juga mengaku tidak ada perilaku yang aneh dari EA dan keluarganya.
Mereka menurutnya bersikap seperti umumnya penumpang.
Baca juga: Masa Lalu Keluarga Lompat dari Apartemen di Penjaringan Terungkap, Pandemi jadi Penyebab
"Nggak ada bahasa yang menunjukkan dia kalo mau bunuh diri gitu. Bahasanya cuma antar saya ke sini, antar saya ke apartemen ini," jelasnya.
Saat ini, lanjut Hady, pihaknya masih melakukan penyelidikan dengan melakukan pemeriksaan saksi hingga ahli.
Sebelumnya, sebanyak empat orang yang merupakan satu keluarga ditemukan tewas diduga bunuh diri melompat dari lantai 22 Apartemen di daerah Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024) sore.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan yang membenarkan kejadian itu mengatakan bahwa empat korban terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan.
Adapun masing-masing korban memiliki inisial EA, AIL, JWA, dan JL.
"Empat korban tersebut meninggal dunia akibat bunuh diri lompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan. Untuk penyebab (bunuh diri) belum diketahui," kata Gidion saat dikonfirmasi, Minggu (10/3/2024).
Gidion pun memastikan bahwa empat korban itu merupakan satu keluarga dan mereka mengalami luka-luka di beberapa bagian tubuh usai ditemukan tewas tergeletak.
"Iya benar (empat korban satu keluarga)," ucapnya.
Sementara itu, mengenai kronologi penemuan empat jenazah tersebut dijelaskan Gidion bahwa hal itu bermula ketika saksi sekuriti apartemen mendengar adanya suara benturan keras.
Setelah sekuruti itu mengecek, ternyata terdapat empat orang sudah tergeletak di pelataran parkir apartemen tersebut dalam posisi terlentang.
"Ketika saksi sedang berjaga di depan lobby apartemen mendengar suara benturan keras. Ketika menoleh ternyata empat jenazah sudah tergeletak di pelataran parkir dengan posisi terlentang," tuturnya.
Saksi pun selanjutnya langsung melapor ke Polsubsektor Teluk Intan dan tak lama kemudian petugas datang ke lokasi.
Setelah dilakukan pengecekan lanjut Gidion empat jenazah itu pun langsung dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta untuk selanjutnya dilakukan proses autopsi.
"Empat jenazah tersebut dibawa tiga unit mobil ambulans ke RS Cipto Mangunkusumo untuk dilakukan visum et repertum," pungkasnya.
Disclaimer: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.