Saat itu, W membutuhkan pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan harian di perantauan.
"Tanggal 29 November saya disuruh datang untuk ke Kopdarwil PSI dan di tanggal 4 Desember 2023 saya ditawari jadi buzzer atau prajurit media sosial untuk meningkatkan elektabilitas," ungkap W, Rabu (27/3/2024), dikutip dari TribunJakarta.com.
Sehari kemudian, W diminta untuk mendatangi kantor DPD PSI Jakarta Barat.
"Tapi pada saat saya datang ke sana sepi enggak ada orang enggak ada siapa-siapa," lanjutnya.
Kemudian, Anthony Norman Lianto menelepon W dan mengajaknya makan malam.
"Dia mengarahkan saya untuk keluar dari DPD. Saya diarahkan ke tempat lain saya di drop di Indomaret dengan alasan suruh cari makan dulu karena ada makanan rekomendasi yang enak yang dia tahu."
"Tapi pas sampai sana saya dijemput sama pelaku bukan balik ke DPD untuk urusan pekerjaan, saya malah dibawa kabur ke rumahnya," sambungnya.
Baca juga: Ketua DPD PSI Jakbar Mengundurkan Diri Buntut Kasus Dugaan Pelecehan, Ini Profilnya
Dugaan kasus rudapaksa terjadi di rumah Anthony Norman Lianto.
Bahkan, setelah menjalankan aksinya korban dikunci di dalam kamar hingga esok paginya.
Korban mengaku melihat kamera di dalam kamar yang sengaja dipasang Anthony Norman Lianto.
Diduga rekaman kamera tersebut akan digunakan Anthony Norman Lianto untuk mengancam korban.
"Saya mau coba kabur lewat jendela tapi diteralis besi, saya minta tolong lepasin tapi gak dibukain pintunya," tuturnya.
W sempat merasa takut untuk melaporkan kasus ini.
Namun, setelah mendapatkan pendampingan psikologis, W berani membuat laporan ke Polda Metro Jaya.
Sebagian artikel telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Terbongkar Kelakuan Bejat Ketua PSI Jakbar, Ternyata Lecehkan Banyak Wanita di Internal Partai
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJakarta.com/Elga Hikari)