Ia juga berharap TNI AD dapat memperbaiki hal tersebut di masa mendatang, sekaligus melaksanakan petunjuk teknis mengenai pemeliharaan dan perawatan amunisi di lingkungan TNI secara lebih ketat.
"Penanganan insiden ini dilakukan secara cepat dan tepat guna menghindari kerusakan lebih banyak terhadap fasilitas TNI maupun warga sekitar," kata Meutya.
65 Ton Munisi Kedaluwarsa Meledak
Sebanyak 65 ton munisi kedaluwarsa di antaranya munisi kaliber kecil (MKK) dan munisi kaliber besar (MKB) dipastikan habis terbakar dalam ledakan
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengatakan sebanyak 65 ton munisi kedaluwarsa itu sebenarnya tengah menunggu tahapan administratif untuk dimusnahkan di lahan TNI di Pamengpeuk Kabupaten Garut Jawa Barat.
Namun demikian, munisi-munisi tak terpakai dari satuan-satuan di bawah naungan Kodam Jaya yang tersimpan di gudang nomor 6 tersebut lebih dulu meledak.
Agus menduga kuat ledakan tersebut bukan disebabkan faktor human error.
Dugaan sementara, ledakan tersebut disebabkan karena gesekan.
Menurutnya, munisi kedaluwarsa yang berusia 10 tahun lebih itu akan semakin sensitif dan labil sehingga mudah terbakar.
Munisi-munisi tersebut diklaim telah disimpan dalam ruang bawah tanah gudang sesuai dengan standard operational procedure (SOP) dari gudang munisi.
Gudang tersebut, kata dia, sengaja dibuat tertutup rapat di bawah tanah, memiliki tanggul, dan tanpa kelistrikan untuk menghindari potensi ledakan.
Ia memastika saat ini tim investigasi tengah melakukan penyelidikan lebih jauh untuk memastikan penyebab dari insiden tersebut.
Akibat ledakan tersebut beredar foto dan video di media sosial berupa granat di area perumahan warga sekitar lokasi.
Sejumlah rumah juga rusak ringan akibat benda-benda yang terlempar akibat ledakan tersebut.