News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gudang Amunisi Meledak

TNI Buka Peluang Periksa Seluruh Gudang Munisi Setelah Gudmurah Kodam Jaya Meledak

Penulis: Gita Irawan
Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar saat ditemui di Mabes TNI Cilangkap Jakarta pada Selasa (2/4/2024).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) membuka peluang memeriksa seluruh gudang munisinya setelah insiden meledak Gudang Munisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya di Jalan Ciangsana Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, meledak pada Sabtu (30/3/2024) lalu.

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar mengatakan saat ini pihaknya menunggu hasil investigasi gabungan yang dilakukan.

Ia mengatakan pemeriksaan menyeluruh perlu dilakukan menghindari insiden tersebut berulang di masa depan.

Baca juga: Harapan Warga yang Rumahnya Terdampak Kebakaran Gudang Amunisi TNI di Bogor

"Tentunya dari hasil investigasi nanti, salah satunya kita akan mengadakan pemeriksaan keseluruhan. Mungkin Mabes TNI, baik itu gudang munisi yang ada di (matra) darat, laut, udara supaya tidak terjadi lagi situasi seperti. Kita akan lakukan itu," kata Gumilar saat ditemui di Mabes TNI Cilangkap Jakarta pada Selasa (2/4/2024).

Gumilar mengatakan investigasi yang dilakukan saat ini tengah berjalan dilakukan oleh Polisi Militer, Peralatan Kodam Jaya, Staf Logistik Mabes TNI, dan juga Staf Intelijen.

Salah satu aspek yang akan diinvestigasi, kata dia, di antaranya adalah soal prosedur pengamanan.

"Ada dari POM, Polisi Militer. Karena itu gudang milik Paldam (Peralatan Kodam) ya, jadi nanti ada dari Peralatan Kodam Jaya. Terus dari Slog Mabes, nanti dari staf intelijen juga ada, dari segi prosedur pengamanannya. Itu semua yang terkait  tentang gudang itu, mereka akan dilibatkan," kata Gumilar. 

Ledakan di 4 Gudang Munisi TNI-Polri Selama 10 Tahun Terakhir

Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas mencatat hingga saat ini setidaknya ada empat gudang munisi dan penyimpanan bahan peledak milik TNI-Polri yang meledak dalam 10 tahun terakhir.

Ia mencatat pada 5 Maret 2014, gudang amunisi milik Kopaska yang terletak di Markas Komando Pasukan Katak di Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pernah meledak.

Insiden tersebut, kata Anton, melukai 87 orang dan satu orang meninggal dunia. 

Baca juga: Puluhan Rumah Warga di Bogor Rusak karena Ledakan Gudang Amunisi TNI, Kaca Pecah hingga Atap Bolong

Kedua, lanjut dia, gudang berisi bahan peledak milik Brimbob Polda Jateng, Semarang, meledak pada 14 September 2019 lalu.

Dalam insiden tersebut, satu orang terluka.

Ketiga, lanjut dia, gudang milik Detasemen Gegana, Satuan Brimob Polda Jatim, Surabaya, Jawa Timur, meledak pada 4 Maret 2024 lalu.

Ledakan disebutkan berasal dari mortir yang akan didisposal. 

Menurutnya mengingat insiden tersebut kerap berulang, maka penting untuk dilakukan evaluasi secara menyeluruh terkait standar penanganan munisi terutama yang telah kedaluwarsa dan akan dimusnahkan. 

Baca juga: Soal Kebakaran Gudang Amunisi, DPR Dorong Relokasi, KSAD Minta Maaf ke Warga

Ia mengatakan baik TNI maupun Polri memang telah memiliki aturan baku perihal penanganan munisi dan bahan peledak. 

Akan tetapi, lanjut Anton, mengingat beberapa insiden terakhir melibatkan bahan peledak kedaluwarsa maka sudah sepatutnya ada peninjauan aturan yang komprehensif.

"Selain itu, belajar dari ledakan Gudmurah, ada baiknya ke depan, Panglima TNI bersama para Kepala Staf untuk meninjau ulang semua lokasi penyimpanan munisi dan bahan peledak," kata dia saat dikonfirmasi Minggu (31/3/2024).

"Sebaiknya gudang penyimpanan munisi terletak jauh dari pemukiman masyarakat guna menghindari adanya dampak yang lebih serius dari insiden serupa," sambung Anton.

Selain itu, Anton juga mendorong Panglima TNI menurunkan tim investigasi dalam insiden ledakan di Gudmurah Kodam Jaya.

Robot pemadam kebakaran bersiap memasuki area ledakan Gudang Amunisi Daerah Kodam Jayakarta di Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (31/3/2024). (KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA)

Penyelidikan, lanjut dia, hendaknya tidak hanya berhenti pada mekanisme penjagaan di lapangan saja melainkan juga hingga setingkat Pangdam. 

"Sekalipun tidak menimbulkan korban jiwa, pertanggungjawaban pimpinan dalam satuan tetap dibutuhkan. Hal ini dikarenakan terkait dengan penyediaan rasa aman di masyarakat," kata Anton.

DPR Ingatkan Soal Standar Perawatan Alutsista

Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid menyayangkan insiden tersebut dan mengingatkan TNI AD soal standar penanganan perawatan alutsista.

"TNI AD harus menyiapkan standar penanganan pengamanan pemeliharaan dan perawatan alutsista, terutama yang lokasi penyimpanannya berada di daerah padat penduduk seperti yang terjadi di Bekasi kemarin," kata Meutya kepada wartawan pada Minggu (31/3/2024).

Baca juga: Dorong Relokasi, DPR akan Tanyakan TNI Kelayakan Gudang Amunisi Lain yang Ada Dekat Permukiman Warga

Meutya juga meminta TNI AD proaktif mendata kerugian masyarakat terkait kerusakan rumah warga yang terdampak kebakaran tersebut.

Ia juga berharap TNI AD dapat memperbaiki hal tersebut di masa mendatang, sekaligus melaksanakan petunjuk teknis mengenai pemeliharaan dan perawatan amunisi di lingkungan TNI secara lebih ketat.

"Penanganan insiden ini dilakukan secara cepat dan tepat guna menghindari kerusakan lebih banyak terhadap fasilitas TNI maupun warga sekitar," kata Meutya.

65 Ton Munisi Kedaluwarsa Meledak

Sebanyak 65 ton munisi kedaluwarsa di antaranya munisi kaliber kecil (MKK) dan munisi kaliber besar (MKB) dipastikan habis terbakar dalam ledakan 

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengatakan sebanyak 65 ton munisi kedaluwarsa itu sebenarnya tengah menunggu tahapan administratif untuk dimusnahkan di lahan TNI di Pamengpeuk Kabupaten Garut Jawa Barat.

Namun demikian, munisi-munisi tak terpakai dari satuan-satuan di bawah naungan Kodam Jaya yang tersimpan di gudang nomor 6 tersebut lebih dulu meledak.

Agus menduga kuat ledakan tersebut bukan disebabkan faktor human error.

Dugaan sementara, ledakan tersebut disebabkan karena gesekan.

Menurutnya, munisi kedaluwarsa yang berusia 10 tahun lebih itu akan semakin sensitif dan labil sehingga mudah terbakar.

Munisi-munisi tersebut diklaim telah disimpan dalam ruang bawah tanah gudang sesuai dengan standard operational procedure (SOP) dari gudang munisi.

Gudang tersebut, kata dia, sengaja dibuat tertutup rapat di bawah tanah, memiliki tanggul, dan tanpa kelistrikan untuk menghindari potensi ledakan.

Ia memastika saat ini tim investigasi tengah melakukan penyelidikan lebih jauh untuk memastikan penyebab dari insiden tersebut.

Akibat ledakan tersebut beredar foto dan video di media sosial berupa granat di area perumahan warga sekitar lokasi.

Sejumlah rumah juga rusak ringan akibat benda-benda yang terlempar akibat ledakan tersebut.

Bakan sebuah Granat terekam kamera terlemlar hingga ke depan sebuah rumah warga itu diduga berasal dari ledakan tersebut.

Tim penjinak bahan peledak TNI juga telah melakukan penyisiran dalam radius 2 Km.

TNI juga mengimbau warga yang menemukan proyektil munisi maupun bahan peledak di sekitar rumahnya untuk segera melaporkan dan tidak menyimpannya.

"Tentunya dengan kejadian ini kita akan mengevaluasi. Kita akan lebih (cepat), apabila amunisi sudah terkumpul, sistem pemeriksaan akan kita percepat akan segera kita disposal," kata Agus saat konferensi pers di lokasi pada Minggu (31/3/2024).  

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini