TRIBUNNEWS.COM, KRAMAT JATI - RS Polri Kramat Jati mengatakan sangat sulit mengidentifikasi tujuh korban tewas kebakaran pada toko bingkai di Jalan Mampang Prapatan Raya, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Kepala RS Polri Kramat Jati, Brigjen Hariyanto mengatakan identifikasi secara medis sulit dilakukan karena luka bakar yang diderita ketujuh korban termasuk berat.
Dari hasil pemeriksaan tim dokter forensik ketujuh korban menderita luka bakar dengan tingkat 90 persen, dan grade atau derajat kedalaman luka bakar diderita pada tingkat empat.
Baca juga: Tangis Ibunda Korban Tewas Kebakaran Toko di Mampang: Anaknya Baru Kerja 11 Hari Sebagai ART Infal
"Grade-nya empat, artinya sulit untuk diidentifikasi. Jadi kita nanti mengandalkan (pencocokan data pembanding sampel) DNA," kata Hariyanto di Jakarta Timur, Jumat (19/4/2024).
Secara medis terdapat empat klasifikasi tingkat derajat kedalaman luka bakar yang dialami pada tubuh, yakni luka bakar derajat satu, derajat dua, derajat tiga, dan derajat empat.
Luka bakar derajat satu secara medis termasuk kategori ringan, contoh kasusnya ketika seseorang terkena siraman air panas selama beberapa saat yang mengakibatkan kulit kemerahan.
Luka bakar derajat dua secara medis dapat mengakibatkan kulit melepuh, sementara luka bakar pada derajat tiga dapat mengakibatkan luka hingga jaringan bawah kulit.
Sementara luka bakar derajat empat sudah menembus lapisan kulit dan jaringan di bawahnya, bahkan tingkat kedalaman lukanya dapat mencapai mencapai otot dan tulang.
"Jadi grade luka bakar itu kan kedalamannya. Kalau luka bakar tingkat satu hanya kemerahan di kulit ari, grade empat (luka bakar dialami) sampai tulang," ujar Hariyanto.
Meski luka bakar diderita berat, Hariyanto memastikan pihaknya akan melakukan upaya maksimal untuk mengidentifikasi ketujuh jenazah agar dapat segera diserahkan kepada keluarga.
Baca juga: Penyebab Kebakaran Toko Pigura di Mampang yang Tewaskan 7 Orang, 2 di Antaranya Anak-anak
Ketujuh jenazah diidentifikasi menggunakan metode Disaster Victim Identification (DVI) melalui pencocokan data antemortem dari keluarga korban dengan postmortem dari jenazah.
Ada tiga parameter dalam proses identifikasi yakni sidik jari, gigi, dan DNA karena pada ketiganya terdapat karakteristik khusus untuk yang dapat mengidentifikasi seseorang.
"Kita maksimalkan untuk identifikasi medis, properti, sidik jari, gigi, DNA. Sekarang sedang proses pemeriksaan data-data yang kita kumpulkan. Semoga tidak menunggu lama," tutur Hariyanto.
Empat korban masih satu keluarga
Tercatat, sebanyak tujuh orang ditemukan meninggal dunia di lokasi kebakaran.
Selain itu, lima orang mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.
Diketahui, empat dari tujuh korban tewas ternyata masih satu keluarga.
Baca juga: Dua dari 7 Korban Tewas dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Jaksel Merupakan Anak-anak
Semua jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara TK I R Said Sukanto atau RS Polri di Kramatjati, Jakarta Timur.
Korban luka-luka kini dirawat di RSUD Tarakan di Jakarta Pusat, RSUD Pasar Minggu di Jakarta Selatan, dan RS Siloam di Mampang, Jakarta Selatan.
”Kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih mewaspadai bahaya kebakaran,” kata Camat Mampang Prapatan Ujang Hermawan, Jumat (19/4/2024) seperti dikutip Kompas.id.
Penulis: Bima Putra
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Luka Bakar Hingga Tulang, Tujuh Korban Kebakaran Mampang Sulit Diidentifikasi
dan
Pilu, 4 dari 7 Korban Tewas Saat Kebakaran Toko di Mampang Prapatan, Ternyata Masih Satu Keluarga