"Saya kontaklah nomornya, terus saya dimasukin ke WhatsApp grup," ucap dia.
Baca juga: Nasib Korban Penipuan Takjil Masjid Zayed Solo, Terlilit Utang Ratusan Juta dan Takut Keluar Rumah
Program kuliah S3 itu juga menawarkan seminar internasional yang digelar di salah satu hotel di Kota Bekasi, mengundang pembicara dari kampus Philipines Women University (PWU).
Dalam kegiatan seminar, pihak penyelenggara sekolah S3 menghadirkan alumni yang telah lulus melalui program yang sama.
"Selain seminar ada juga penyerahan ijazah, saya juga cek ijazahnya disetarakan atau belum, ternyata disetarakan," ungkap Aloysius.
Setelah mengikuti semua proses itu, Aloysius semakin yakin dan mantap memilih program sekolah doktoral yang diselenggarakan pria berinisial BTC.
Sampai di tahap ini, pada Desember 2023 calon mahasiswa program doktoral mulai ditagih uang biaya kuliah.
Baca juga: Dari MIT Hingga Berkeley, Kampus-Kampus Elite AS Bergolak Bela Gaza: Mahasiswa Aktivis Ditangkapi
"Pada saat Desember itu saya tanya ada 54 orang, tapi sampai akhir Januari itu diperpanjang terakhir itu ada 207 orang (mahasiswa)," jelas dia.
Biaya kuliah yang ditawarkan sebesar Rp30 juta, Aloysius menbayar dua kali di 14 dan 18 Desember 2023.
"Dia Iming-iming beasiswa parsial namanya, jadi cuma bayar Rp30 juta, normalnya itu yang dia bilang Rp60 juta, sementara kalau kita lihat di websitenya PWU itu sekitar 86-90 juta," paparnya.
Sampai Maret 2024, perkuliahan tak kunjung jelas kapan akan dimulai sehingga korban berusaha bertanya ke ke terduga pelaku.
"Akhirnya di situ kita semakin yakin bahwa ini sudah tidak beres berarti, karena dia tadi sudah bilang gagal pendaftaran, kemudian uangnya sudah tidak ada, akhirnya kita bikin laporan," ungkap dia.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Terlapor Kasus Dugaan Penipuan Sekolah Doktoral ke Filipina Mangkir Panggilan Polisi
dan
Penipuan di Jaksel dan Bekasi: Dokter Rugikan Korbannya Rp 5 M, 207 Orang Tertipu Program Doktoral