News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Penipuan Sekolah Doktoral ke Filipina Akan Naik ke Penyidikan Jika Terlapor Tidak Kooperatif

Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota AKBP Muhammad Firdaus mengatakan polisi akan melayangkan pemanggilan kedua kepada BTS, terlapor kasus dugaan penipuan sekolah doktoral ke Filipina.

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI- Polres Metro Bekasi Kota menjadwalkan ulang pemanggilan terhadap BTS, terlapor kasus dugaan penipuan sekolah doktoral ke Filipina.

BTS tidak hadir pada pemeriksaan pada Selasa (23/4/2024).

Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota AKBP Muhammad Firdaus mengatakan polisi akan melayangkan pemanggilan kedua.

Baca juga: Praktisi Berperan Dalam Peningkatan Pembelajaran di Program Doktoral Hukum

"Tidak ada belum ada konfirmasi dengan alasan (tidak hadir), penyidik bakal membuat undangan kedua kepada terlapor hari Jumat (26/4/2024)," ungkap Firdaus.

Secara prosedur, kasus dugaan penipuan ini masih di tahap penyelidikan dan akan tetap berjalan meski terlapor tidak bersikap koperatif.

"Jadi nanti kita lihat proses penyelidikan, ini kalau seandainya enggak koperatif juga kita akan naikkan kasus ke penyidikan," tegas dia.

BTC dilaporkan ke Polres Metro Bekasi Kota oleh korban bernama Aloysius Bernanda Gunawan, nomor laporan LP/B/IV/2024/SPKT/Polres Metro Bekasi Kota, Senin (8/4/2024) lalu.

Dia diduga melakukan penipuan program kuliah doktoral ke Philipines Women University (PWU), biaya pendidikan yang ditawarkan sebesar Rp30 juta untuk tiap mahasiswa.

Ada sekitar 207 korban yang telah mendaftar, tetapi sampai kini belum ada kejelasan kapan perkuliahan dimulai meski sudah menyetorkan uang biaya pendidikan.

Firdaus menambahkan, selain melalukan pemanggilan terhadap terlapor penyidik Polres Metro Bekasi Kota telah memeriksa empat orang saksi.

Baca juga: Seorang Mahasiswa Doktoral Arab Divonis 34 Tahun Penjara karena Tweet

"Nanti penyidik juga bakal melakukan pemeriksaan terhadap PWU itu untuk kita lakukan pemeriksaan," tegas dia. 

Cerita korban

Aloysius Bernanda Gunawan mengatakan, kasus bermula saat dia hendak mencari informasi program kuliah S3 melalui internet. 

"Saya dapat iklan di medsos (media sosial) mungkin karena saya lagi cari informasi tetang doktor, itu di November 2023," kata Aloysius, Selasa (16/4/2024). 

Dari informasi iklan tersebut, ia lalu menghubungkan nomor WhatsApp yang tertera menanyakan program doktoral  tersebut. 

"Saya kontaklah nomornya, terus saya dimasukin ke WhatsApp grup," ucap dia.

Baca juga: Nasib Korban Penipuan Takjil Masjid Zayed Solo, Terlilit Utang Ratusan Juta dan Takut Keluar Rumah

Program kuliah S3 itu juga menawarkan seminar internasional yang digelar di salah satu hotel di Kota Bekasi, mengundang pembicara dari kampus Philipines Women University (PWU). 

Dalam kegiatan seminar, pihak penyelenggara sekolah S3 menghadirkan alumni yang telah lulus melalui program yang sama. 

"Selain seminar ada juga penyerahan ijazah, saya juga cek ijazahnya disetarakan atau belum, ternyata disetarakan," ungkap Aloysius. 

Setelah mengikuti semua proses itu, Aloysius semakin yakin dan mantap memilih program sekolah doktoral yang diselenggarakan pria berinisial BTC. 

Sampai di tahap ini, pada Desember 2023 calon mahasiswa program doktoral mulai ditagih uang biaya kuliah. 

Baca juga: Dari MIT Hingga Berkeley, Kampus-Kampus Elite AS Bergolak Bela Gaza: Mahasiswa Aktivis Ditangkapi

"Pada saat Desember itu saya tanya ada 54 orang, tapi sampai akhir Januari itu diperpanjang terakhir itu ada 207 orang (mahasiswa)," jelas dia. 

Biaya kuliah yang ditawarkan sebesar Rp30 juta, Aloysius menbayar dua kali di 14 dan 18 Desember 2023. 

"Dia Iming-iming beasiswa parsial namanya, jadi cuma bayar Rp30 juta, normalnya itu yang dia bilang Rp60 juta, sementara kalau kita lihat di websitenya PWU itu sekitar 86-90 juta," paparnya. 

Sampai Maret 2024, perkuliahan tak kunjung jelas kapan akan dimulai sehingga korban berusaha bertanya ke ke terduga pelaku. 

"Akhirnya di situ kita semakin yakin bahwa ini sudah tidak beres berarti, karena dia tadi sudah bilang gagal pendaftaran, kemudian uangnya sudah tidak ada, akhirnya kita bikin laporan," ungkap dia. 

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Terlapor Kasus Dugaan Penipuan Sekolah Doktoral ke Filipina Mangkir Panggilan Polisi

dan

Penipuan di Jaksel dan Bekasi: Dokter Rugikan Korbannya Rp 5 M, 207 Orang Tertipu Program Doktoral

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini