TRIBUNNEWS.COM - Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel mengkritik kerja Polres Metro Jakarta Selatan yang menurutnya terlalu cepat menyimpulkan penyebab tewasnya anggota Satlantas Polresta Manado, Brigadir Ridhal Ali Tomi akibat diduga mengakhiri hidup.
"Bagaimana mungkin pihak kepolisian dalam hanya sekian jam bisa langsung menyimpulkan bahwa ini merupakan peristiwa bunuh diri?" kata Reza dalam program Kompas Petang di YouTube Kompas TV, Sabtu (27/4/2024).
Reza menduga bisa saja tewasnya Brigadir Ridhal lantaran senjata api (senpi) yang dimiliknya tidak sengaja meletus ketika mobil Toyota Alphard yang dikendarainya menabrak mobil lainnya di lokasi kejadian.
"Boleh jadi itu justru merupakan kecelakaan, betapapun sekali lagi, polisi tersebut meletuskan senjata dengan tangannya sendiri dan menembus kepalanya sendiri," tuturnya.
Kemudian, Reza meminta polisi, apabila memang penyebab tewasnya Brigadir Ridhal karena mengakhiri hidup, maka perlu dilakukan penelusuran lebih mendalam apakah apa yang dilakukan korban lantaran adanya dorongan atau paksaan dari pihak lain.
Jika dugaannya benar, dia mengungkapkan bahwa polisi bisa menjatuhi sanksi pidana kepada pihak yang mendorong Brigadir Ridhal untuk mengakhiri hidup dengan menembak kepalanya sendiri.
"Justru saya beranggapan, seandainya ditelusuri ke belakang seperti ada intimidasi, pengaruh, atau sejenisnya kepada personil tersebut, maka alih-alih menyebut ini sebagai peristiwa tunggal, maka boleh jadi ada peristiwa pendahuluan yang bisa jadi berkonsekuensi pidana."
"Yaitu seseorang yang mengkondisikan atau seseorang menyuruh orang lain untuk melakukan tindakan fatal sedemikian rupa," jelas Reza.
Kritik Reza selanjutnya adalah terkait pernyataan polisi yang hanya menyimpulkan sementara terkait penyebab tewasnya Brigadir Ridho.
Baca juga: Pengamat: Pentingnya Pembinaan Mental Polisi Berkaca Kasus Brigadir Ridhal yang Tewas Akhiri Hidup
Pemilihan diksi seperti ini, kata Reza, justru membuat publik bertanya dan skeptis atas konstruksi perkara yang sudah dibangun oleh kepolisian.
"Maka alih-alih ini akan bisa meyakinkan publik tentang apa simpulan sementara dugaan kuat yang sudah dibangun oleh pihak kepolisian justru boleh jadi memunculkan skeptisisme dan mengingatkan peristiwa tragis lainnya yang juga pernah dialami personil polisi seperti yang terjadi terdahulu," ujarnya.
Polisi Lakukan Autopsi Psikologi Sebelum Simpulkan Tewasnya Brigadir Ridhal karena Akhiri Hidup
Reza mengatakan seharusnya, kepolisian melakukan autopsi psikologi terlebih dahulu alih-alih langsung menyimpulkan bahwa tewasnya Brigadir Ridhal lantaran mengakhiri hidup.
Dia menjelaskan ada dua langkah yang bisa dilakukan kepolisian untuk melakukan autopsi psikologi.