Alih-alih menjadi paru-paru kota, RTH itu justru menjadi tempat maksiat dan sarang penyakit.
Bnyak warga yang kerap memanfaatkan area tersebut untuk duduk-duduk santai sembari melakukan aktivitas memancing.
Salah satu warga bernama Koko (53) membenarkan jika ada aktivitas prostitusi di wilayah itu.
Bukan satu atau dua tahun, melainkan sudah berlangsung sejak 1985.
"Benar itu kan istilahnya tempat malam gitu, sejak tahun 1985.
Dari tahun segitu sampai sekarang malah tambah banyak," kata Koko saat ditemui Warta Kota di Jalan Tubagus Angke, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Jumat.
Menurutnya, setiap malam mulai pukul 21.00 WIB, akan ada orang yang mendirikan tenda-tenda di sepanjang Jalan Tubagus Angke.
Koko bahkan hapal betul jumlah serta titik lokasi tenda-tenda tersebut.
Pasalnya sejak tahun 1985 itu, tempat prostitusi liar tersebut tak bergeser sedikitpun.
Koko mengatakan, total ada 14 tenda yang masing-masingnya diisi oleh 3-4 wanita malam atau bahkan lebih.
"(Tenda) buat cewek malam.
Perempuan-perempuan malam uang keliaran gitu. Cewek enggak beres. Pengunjung banyak yang tiap malam main," jelas Koko.
Koko berujar, biasanya para pelanggan tempat prostitusi liar itu adalah pengendara laki-laki yang melintas kemudian melipir untuk jajan.
Kendati begitu, Koko menyebut jika dirinya dan warga tak bisa berbuat apa-apa sekalipun ia merasa resah.