Tegar dan 12 taruna lain menjalani pra-rekonstuksi yang digelar tertutup di gedung STIP pada Senin (6/5/2024) siang.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Hady Saputra Siagian, mengatakan belasan taruna yang mengikuti pra-rekonstruksi berstatus saksi lantaran berada di sekitar TKP.
Petugas kepolisian membawa mereka ke toilet yang menjadi lokasi penganiayaan.
Menurutnya, pra-rekonstruksi digelar untuk mengungkap kronologi kasus penganiayaan ini.
Baca juga: Polisi Buka Peluang Tetapkan Tersangka Baru dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta Putu Satria
"Kita masih mendalami masing-masing orang perannya apa, kita masih mendalami," ungkapnya, Senin, dikutip dari TribunJakarta.com.
Setelah menjalani rekonstruksi, Tegar dan 12 taruna lain dibawa ke Mapolres Metro Jakarta Utara untuk proses pemeriksaan.
"Mereka sebagai saksi, untuk lebih jelasnya ini masih didalami, kita sampaikan nanti," tuturnya.
Sementara itu, kuasa hukum korban, Chitto Cumbhadrika, menyampaikan masih ada kemungkinan polisi menetapkan tersangka lain dalam kasus ini.
Ia berharap penyidik dapat mengungkap upaya taruna lain menutup kasus ini hingga keterlibatan para senior korban.
"Ini masih dilakukan pemeriksaan secara komprehensif, jadi belum bisa dikatakan pelaku hanya tunggal saja."
"Saat ini memang tunggal, tapi akan dilakukan lagi pemeriksaan lebih lanjut, bisa jadi atau mungkin lebih dari satu tersangka," bebernya, Senin.
Baca juga: Taruna STIP Tewas di Tangan Seniornya, DPR: Jelas Ada Kelalaian Sistematis!
Ibu Tegar Pingsan
Paman Tegar, Triyono, mengatakan ibu tersangka kecewa dengan aksi kekerasan yang mengakibatkan taruna tewas.
"Saat kejadian saya langsung hubungi ibunya (Sri). Lalu mengunjungi rumahnya."
"Kondisi ibunya seperti habis pingsan syok sepertinya," paparnya, Minggu (5/5/2024).