News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kecelakaan Maut di Subang

Kumpulan Kisah Siswi dan Siswa SMK Lingga Kencana Depok Selamat dari Kecelakaan Maut di Subang

Penulis: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto bus yang ditumpangi rombongan siswa SMK Lingga Kencana kecelakaan di Subang, Jawa Barat dan kisah-kisah para korban yang ngaku terpental dari bus hingga ada yang tak sadarkan diri.

Pikiran Dea Savitri masih dibayangi kengerian usai mengalami kecelakaan maut di Ciater, Subang, Jawa Barat pada Sabtu 11 Mei 2024 malam saat perjalanan pulang dari Bandung menuju Depok.

Bus yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok itu mengalami kecelakaan hingga seorang guru dan 9 teman Dea Savitri meninggal dunia di lokasi kejadian.

Total korban tewas sebanyak 11 orang termasuk seorang pengendara motor.

Para korban yang meninggal dunia menderita luka parah hingga nyawanya tak tertolong

"Alahmdulillah Dea selamat," kata Devi, kakak kandung Dea Savitri.

Baca juga: Tak Hanya Sopir yang Terancam 12 Tahun Penjara dan Denda Rp24 Juta, Polisi Juga Bidik Tersangka Lain

Bahkan, Dea Savitri kini sering melamun diduga masih mengingat kejadian nahas yang dialaminya bersama teman-temannya.

"Tetapi dia masih sering bengong kalau diajak ngobrol, mungkin masih ingat teman-temannya," kata Devi saat ditemui wartawan di SMK Lingga Kencana, Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat, Senin (13/5/2024).

Menurutnya, trauma yang dialami sang adik diduga masih sangat membekas.

Dea Terlempar Beberapa Kali, Naik ke Atap Bus Selamatkan Diri

Menurut cerita Dea, kata Devi, saat itu adiknya duduk dibangku ketiga dari belakang baris sebelah kiri.

Saat bus yang ditumpanginya terguling, Dea panik dan mencari pegangan.

Bahkan, tubuhnya pun ikut terlempar beberapa kali di dalam bus hingga dia pingsan tak sadarkan diri.

Kemudian, Dea naik ke atap bus untuk keluar dari dalam kabin mobil yang sudah dalam posisi terguling.

"Begitu sadar, dia sudah berada di bagian pinggir kanan di dalam bus. Ketika temannya panggil namanya, dia langsung bangun dan keluar lewat atap yang sudah miring dan jebol," papar Devi.

Devi mengungkapkan bahwa Dea sempat telpon dengan sang ibunda di rumah sekira 30 menit sebelum kejadian itu.

"Sebelumnya dia telpon mama mengabarkan bahwa dia dalam perjalanan pulang. Sekira 30 menit kemudian, saya dapat kabar dari adik saya di Surabaya mengenai kecelakaan ini," bebernya.

Menurutnya, kondisi fisik Dea Savitri hanya mengalami luka ringan dan memar akibat kecelakaan sehingga kini sudah diperbolehkan pulanh oleh rumah sakit.

"Sudah di rumah, tidak sempat dirawat di rumah sakit. Saat datang dari Subang, dia hanya cek fisik sebentar di Rumah Sakit Brimob Kelapa Dua, lalu pulang," ungkap Devi sambil meneteskan air mata.

Baca juga: Korban Selamat Kecelakaan Maut di Subang Kirim Foto dan Hubungi Ibunya: Ma, Bus Aku Terbalik

Beberapa saat usai kejadian, kata dia, Dea sempat menghubungi kakaknya di Surabaya menggunakan telpon temannya.

"Setelah dapat info, saya hubungi mama. Alhamdulilah, bersyukur banget dia selamat. Saudara-saudara dan tetangga semuanya tidak percaya Dea selamat kalau melihat kondisi bus tersebut yang hancur," tutur Devi.

Dalam kecelakaan ini, Dea kehilangan telpon genggam, KTP dan tas selempang.

Pegang Kursi Erat-erat, Nadia Selamat dari Kecelakaan Maut

Bukan hanya Dea, hal serupa juga dialami Nadia yang berada dalam kabin bus maut tersebut.

Yayu, ibunda Nadia mengungkapkan jika kondisi putrinya saat ini masih trauma pasca kejadian.

Bahkan, sang anak hingga kini belum sempat menceritakan secara detail soal kecelakaan itu kepada dirinya.

"Sampai di rumah saya tidak berani tanya, takut masih trauma," imbuhnya.

Namun menurut pengakuan Nadia, lanjut Yayu, bus tersebut sempat mengalami masalah dalam perjalanan dari Tangkuban Perahu menuju Subang pada Sabtu sore.

"Kata Nadia, bus Putera Fajar sempat dua kali mengalami masalah selama perjalanan pulang sehingga sempat dilakukan pengecekan oleh supir dan kernet," bebernya.

Sewaktu mobil mengalami tabrakan dan terguling di Ciater, Subang, Nadia sempat berpegangan pada kursi sehingga tidak terlempar jauh.

"Handphone-nya ditaruh di tas tangan sehingga tidak hilang," jelas Yayu

Ruas jalan ditutup sementara saat Dirlantas Polda Jabar dan Satlantas Polres Subang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kecelakaan lalu lintas bus pariwisata Putera Fajar di Jalan Raya Ciater, Kampung/Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024). Pihak kepolisian menemukan hasil sementara dari olah TKP kecelakaan bus nopol AD 7524 OG yang membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok tidak ada jejak rem dari bus tersebut atau diduga adanya kegagalan pada fungsi rem. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Ia bersyukur putrinya, Nadia bisa selamat dalam musibah kecelakaan maut yang dialaminya itu.

"Saya bersyukur banget anak saya cuma luka-luka ringan yang bisa saya obati. Saya tidak bisa bayangkan bagaimana traumanya orang tua yang anaknya meninggal," beber Yayu.

Ia menyebut, Nadia hanya mengalami luka ringan di tangan dan sedikit robekan di dahi.

Sementara itu, hingga kini polisi masih melakukan pemeriksaan saksi-saksi dan mendalami penyebab kecelakaan rombongan bus siswa SMK Lingga Kencana Depok di wilayah Ciater, Subang, Jawa Barat.

Ega Merasa Badannya Terombang Ambing, Keluar Melalui Atap Bus yang Ringsek

Ega Rahmadani siswa kelas 12 jurusan Bisnis Daring Pemasaran (BDP) di SMK Lingga Kencana menceritakan detik-detik kecelakaan maut yang terjadi di Subang, Jawa Barat pada Sabtu (11/5/2024) malam lalu.

Ega adalah satu di antara penumpang bus pariwisata Putera Fajar yang selamat dalam kecelakaan itu.

Sebanyak 11 orang meninggal dalam kecelakaan itu.

Ega mengisahkan bahwa kecelakaan itu terjadi ketika rombongannya melanjutkan perjalanan menuju peristirahatan selanjutnya yakni di sebuah tempat oleh-oleh.

Namun pada saat bus Putera Fajar yang ia dan rombongannya tumpangi mulai melaju terjadilah kecelakaan tersebut.

"Setelah jalan berapa meter, terus setahu saja kenek (kondektur) yang bilang remnya blong," ucap Ega saat berbagi ceritanya di SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat, Senin (13/5/2024).

"Nah disitu murid-murid agak panik juga terus ada teriak juga istighfar semua. Terus berapa meter lagi mobil langsung terbalik," lanjutnya.

Sebelum kejadian nahas tersebut, Ega mengaku sempat melihat sopir bus Putera Fajar tengah memperbaiki sesuatu pada bagian bus.

Tetapi saat itu Ega tak terlalu banyak berpikir mengenai apa yang ia lihat tersebut.

"Setelah saya selesai makan, saya niat keluar mau nyamperin temen-temen sekilas lihat sopir bus di samping kayak benerin sesuatu, cuman saya gak hirauin," tuturnya.

Baca juga: Dioperasi Selama 20 Jam, 7 Korban Kecelakaan Bus di Subang Dirawat di ICU RS Universitas Indonesia

Ega tak menyangka bahwa pada saat itu dirinya bisa selamat dari insiden mengerikan tersebut.

Ega merasa badannya seperti terombang-ambing akibat kecelakaan.

"Saat bus posisi terjatuh saya masih di dalam bus, badan saya merasa kayak terombang ambing gitu, saya bangun langsung sadar menyelamatkan diri," jelasnya.

Merasa dirinya masih selamat, Ega pun lantas tak banyak berpikir.

Dia langsung berupaya menyelamatkan teman-temannya terutama yang duduk bersebelahan dengan tempat duduknya.

Beruntung teman yang ia cari itu selamat dan membantu mengeluarkannya dari dalam bus yang sudah dalam kondisi hancur.

"Banyak juga temen-temen yang mau keluar buru-buru yang selamat gitu langsung keluar aja dari bus," kata dia.

Baca juga: Siswi SMK Lingga Kencana Lolos dari Maut saat Kecelakaan Subang Kini Trauma Sering Bengong

Selain itu Ega juga menyatakan bahwa tidak ada pintu darurat yang berada di dalam bus tersebut.

Dia berhasil keluar dengan melewati atap bus yang saat itu sudah dalam kondisi bolong.

Akibat kejadian itu Ega pun mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya.

Tak hanya itu, ia juga tak sempat menghadiri langsung prosesi pemakaman teman-temannya itu lantaran pada saat yang sama dirinya tengah menjalani pemulihan.

"Saya enggak ikut, saya langsung diurut di rumah, gak boleh kemana-mana dulu," sebutnya.

Pasca kejadian itu, ia mengaku trauma terlebih melihat teman-temannya jasad teman sebayanya yang meregang nyawa imbas peristiwa memilukan tersebut.

"Ada trauma, ngeliat temen-temen pada begitu abis kecelakaan. (Naik bus) agar trauma juga sih," pungkasnya. (tribun network/thf/Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini