Mereka kemudian menghubungi Polsek Duren Sawit dan Unit PPA Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur.
Dari hasil penyidikan, jajaran Unit PPA Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur lalu mengamankan Neneng, HR, dan N dengan barang bukti sejumlah obat-obatan penggugur kandungan.
Sesal Neneng
Setelah merekam persetubuhan putrinya dan membantu aborsi, kini Neneng menangis meratapi nasibnya yang ditangkap polisi.
Neneng bahkan sempat mengucapkan permintaan tolong di hadapan Kombes Nicolas Ary Lilipaly.
"Saya menyesal. Tolong bantu," kata Neneng sambil menangis.
Neneng yang mengenakan baju tahanan berwarna biru dongker dan bermasker itu mengakui telah meminta RH melakukan aborsi saat tahu sang anak berbadan dua.
Alasannya, Neneng ingin putrinya kembali bisa bersekolah.
"Saya bingung, anak saya nggak mau minum obat," ucap Neneng.
Dalam kesempatan itu, Neneng juga mengungkapkan alasannya membiarkan sang anak disetubuhi pacarnya.
Neneng mengaku takut dengan pacar anaknya yang kerap berkata kasar.
Baca juga: Tangis Penyesalan Ibu yang Rekam Persetubuhan Anak dengan Pacar, Beli Obat Aborsi Seharga Rp2 Juta
"Si laki-laki suka ngomong kasar sama saya, jadi saya takut. Iya takut, tolong bantu saya," terangnya.
Namun, pengakuan Neneng itu berbeda dengan keterangan Nicolas.
Nicolas mengatakan, dari hasil pemeriksaan, Neneng merekam adegan asusila itu karena memiliki perasaan dengan pacar putrinya.
"Latar belakangnya ibunya juga tertarik dengan pacar anaknya. Jadi ibunya membiarkan putrinya bersetubuh dengan pacarnya dan merekam. Motifnya itu untuk kepuasan diri dari ibunya," ungkap Nicolas.