News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Siswi SLB di Jakbar Hamil 7 Bulan, Diduga Dirudapaksa Teman Kelas, Wali Kota Jakbar Cek Laporan

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi rudapaksa. Kasus pelecehan seksual menimpa seorang siswi disabilitas di Sekolah Luar Biasa (SLB) di wilayah Kalideres, Jakarta Barat.

TRIBUNNEWS.COM - Kasus rudapaksa yang dialami siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kalideres, Jakarta Barat mendapat sorotan dari Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto.

Siswi yang berinisial AS (15) kini tengah hamil 7 bulan akibat rudapaksa yang diduga dilakukan teman kelasnya.

Pihak keluarga baru melaporkan kasus ini pada Rabu (29/5/2024) kemarin.

Uus Kuswanto akan mengecek dugaan kasus rudapaksa ini bersama dengan Kepala Suku Dinas Pendidikan (Kasudindik) Jakarta Barat.

Diketahui, korban merupakan siswi disabilitas yang memiliki keterbelakangan dalam pendengaran, bicara, dan intelektual.

"Saya coba cek dulu sama Kasudindik, nanti saya tanya Polres dulu, kalau udah laporan sampai di mana, takut benar apa enggak dilaporin," bebernya, Kamis (30/5/2024), dikutip dari WartaKotalive.com.

Ia masih menunggu proses penyelidikan yang dilakukan petugas kepolisian.

"Iya (diserahkan ke Polres). Karena kalau menyatakan benar tidak kan kami dari Sudin juga tidak berwenang. Takut nanti menyangkut masalah hukum kan," imbuhnya.

Paman korban, Suwondo, mengatakan pihak keluarga menolak permintaan dari keluarga korban terkait tes DNA yang dilakukan sebelum bayi lahir.

Menurutnya, tes DNA yang dilakukan sebelum bayi lahir hasilnya tidak akurat.

"Artinya dari tes DNA sebelum melahirkan kan fiktif. Karena di situ diambil sampel dari air liur, rambut, dan jenis bulit ataupun darah. Makanya kami tolak," jelasnya.

Baca juga: Pemilik Warung Rudapaksa Anak Disabilitas di Kemayoran, Kejanggalan Cara Korban Jalan Jadi Petunjuk

Tes DNA dilakukan setelah bayi lahir untuk keamanan kandungan dan menstabilkan kondisi psikis korban.

"Artinya karena tidak bisa maksimal hasilnya pada saat si bayi sendiri dalam kandungan," tegasnya.

Sebelumnya, kehamilan korban baru diketahui keluarga pada 6 Mei 2024 lalu.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini