Pada mediasi keempat yang juga dihadiri oleh Kasatpel Citata Kramatjati dan Bina Marga Kramatjati, 18 Juli 2024, Sidik menyampaikan ke Sukarya niatnya menutup akses jalan secara penuh.
"Mungkin sudah terlanjur kesal kali ya. Dia sudah kasih jalan setapak, Ibu Puji tetap minta jalan motor,” tutur Sukarya.
Benar saja, tak sampai sebulan dari mediasi tersebut atau Minggu (4/8/2024), akses jalan ditutup secara penuh.
Diberitakan sebelumnya, jalan di depan rumah warga bernama Puji Rahayu ditutup oleh keluarga pemilik tanah, yakni Mohamad Sidik, pada Minggu (5/8/2024).
Baca juga: Klarifikasi Pasutri Adang Truk Sampah karena Gagal jadi RT, Bantah Tutup Jalan: Niat Demi Lingkungan
Mohamad Sidik adalah salah satu ahli waris dari pemilik tanah yang merupakan ayahnya sendiri, Muhammad Ali atau akrab disapa Engkong Ali.
Puji menyampaikan, penutupan ini mengakibatkan dia dan keluarganya terdampak. Setidaknya, ada dua rumah berisi delapan kepala keluarga (KK) dengan jumlah keseluruhan 21 orang yang terimbas penutupan jalan tersebut.
Setelah jalan di depan rumahnya ditutup, Puji Rahayu hanya mempunyai satu akses keluar, yakni melewati rumah tetangganya. Tetangganya ini juga masih mempunyai ikatan keluarga dengan Puji.
Akibat penutupan jalan ini, seorang pria lansia yang merupakan paman atau adik kandung dari ibu Puji tidak bisa lagi berjemur dan berolahraga.
Padahal, ungkap Puji, pamannya memang rutin berolahraga dengan berjalan kaki usai terserang stroke.
“(Sebelumnya) masih suka keluar, ya berjemur. Sekarang bagaimana (setelah ditutup)? Cuma dari tempat tidur, terus ke depan (teras)? Ibu saya kan juga pengin adiknya sembuh (total),” tutur dia.
Selain pamannya, Puji menyebut, masih ada satu lansia lagi yang terisolasi akibat penutupan akses jalan ini. Puji juga merasa kesal karena ada tiga anak yang merupakan keponakannya tidak bisa lagi berangkat ke sekolah imbas penutupan jalan. (Kompas.com/Tribunnews)