TRIBUNNEWS.COM - Suhendri Ardiansyah (27), warga Pesanggrahan, Jakarta Selatan (Jaksel), yang disekap di Myawaddy, Myanmar, mendapat ancaman hingga diperlakukan tak laik.
Suhendri diketahui disekap di daerah konflik di Myanmar.
Suhendri menjadi korban kelompok penipu yang mengiming-imingi dirinya pekerjaan di Thailand dengan gaji sebesar Rp150 juta.
Sepupu Hendri, Yohanna mengatakan, Suhendri mendapat ancaman hingga penganiayaan.
Yohanna mengaku mendapat kabar bahwa pria yang akrab disapa Hendri itu dikurung di toilet yang kecil dengan tangan diborgol.
"Kabar terakhir Hendri saat ini ya dia keadaannya yang pasti sedang tidak baik-baik saja."
"Dia bilang megang handphone aja posisi tangannya terborgol dan berada di toilet yang cuma selangkah katanya," ungkap Yohanna, Senin (12/8/2024) dikutip dari Kompas.com.
Di sisi lain, sepupu korban, Daniel (39) juga menyebut bahwa Hendri juga tak dipenuhi kebutuhan dasarnya, seperti makan dan minum.
"Menurut pengakuannya Hendri, rekaman suaranya ada. Enggak dikasih makan, enggak dikasih minum, kalau hujan minumnya air hujan," kata Daniel.
Daniel juga menyebut bahwa Hendri mendapat sejumlah penganiayaan berupa pemukulan.
Menurutnya, pelaku meminta uang tebusan kepada keluarga korban agar mereka berhenti melakukan penyikasaan terhadap Hendri.
Baca juga: Warga Jaksel Disekap di Myanmar: Kaki dan Tangannya Terancam Diamputasi Jika Tidak Bayar Rp478 Juta
"Kalau enggak ada hasil dari pihak keluarga, dalam arti duit masuk, ya dia disiksa. Sampai namanya dipukul pakai stik golf, stik baseball," kata Daniel.
Diancam Diamputasi Kaki atau Tangannya
Suhendri juga sempat diancam akan diamputasi kaki atau tangannya jika pihak keluarga tidak membayar uang tebusan sebesar 30.000 dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 478 juta.
"Jadi Hendri nerjemahin, antara tangan, kalau enggak kaki (akan diamputasi jika tidak ditebus keluarga)," ujar Daniel (39), di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat (9/8/2024).