Selama itu, ia dipercaya mengajar peserta didik kelas 1 dan kelas 2.
Bukan tanpa alasan, sosok Lina yang sangat penyabar dinilai cocok untuk mengajar murid-murid yang baru masuk sekolah dasar.
Baca juga: Detik-detik Kecelakaan Kerja di Jakarta Barat, Lift Tiba-tiba Turun, Satu Pegawai Tewas
"Makanya ditempatkan di kelas 1 dan kelas 2, kelas rendah. Yang di mana kelas 1 dan kelas 2 ini merupakan sangat butuh guru yang sangat penyabar, sangat telaten terhadap peserta didik," ungkap Rachmat.
"Kami sangat kehilangan Bu Lina," sambungnya.
Mendiang Lina dimakamkan di TPU Semper, Cilincing, Jakarta Utara, pada Kamis (5/9/2024) siang.
Almarhum diantarkan ke tempat peristirahatan terakhirnya oleh keluarga, kerabat, rekan guru, sampai anak-anak muridnya.
Para pelayat tak bisa menahan kepedihan ketika mengikuti prosesi pemakaman jenazah Lina, yang dikuburkan satu liang kubur dengan ayahnya.
Selama proses pemakaman, suami Lina, Endang Supriadi (60) juga terlihat hanya bisa menangis tak rela melepaskan istri tercintanya pergi untuk selamanya.
Endang terlihat lemas di dekat liang kubur, sehingga beberapa keluarga lain harus menopangnya supaya tidak jatuh pingsan.
Selain keluarga, para rekan guru SDN Rawa Badak Utara 19 Pagi juga tampak hadir di TPU Semper.
Baca juga: Saksi Kunci Sebut Vina Tewas Kecelakaan, Kuasa Hukum: Dia yang Lihat Pertama Kejadian Itu
Para guru yang memakai seragam batik kusyuk mengikuti proses pemakaman hingga akhir, seraya mendoakan mendiang Lina diterima di sisi Allah SWT.
Sebelumnya, Lina meninggal dunia usai menjadi korban kecelakaan beruntun truk tangki bahan bakar di Jalan Plumpang Semper Raya, Rabu (4/9/2024) sore.
Saat itu, Lina baru saja selesai mengisi absen di sekolah dan mengarah pulang ke rumahnya di Jalan STM Walang Jaya, Kelurahan Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara.
Lina menjadi korban terakhir yang dievakuasi petugas, dalam kondisi tubuhnya yang terhimpit motor di bawah kolong truk tangki.