Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemuka agama Buddha, Bhante Gunaseno mengatakan, sikap toleransi memiliki makna yang sangat mendalam.
Menurutnya, toleransi adalah menghormati agama sendiri tapi jangan sampai menghina agama orang lain.
"Sikap toleransi bisa diwujudkan dalam sikap solidaritas dan tenggang rasa dalam menghadapi orang yang berbeda agama," kata Bhante Gunaseno saat bertemu Ketua Umum International Creatives Exchange atau ICE, Atta Ul Karim di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara belum lama ini.
Baca juga: Puluhan Bhante Asal Thailand Jalan Kaki ke Candi Borobudur untuk Ikuti Perayaan Waisak 2023
Dikatakannya, Buddhisme membangun toleransi melalui pengembangan cinta kasih dan kasih sayang kepada semua makluk tanpa kecuali bahkan kepada mereka yang menghujat.
"Hijrah dalam Buddhisme harus mampu melepaskan segala bentuk-bentuk kejahatan melewati kebencian, ketamakan dan kebodohan," katanya.
Dalam pertemuan itu, Bhante Gunaseno membeberkan makna baju khas biksu yang berwarna cokelat keemasan yang ternyata memiliki makna yang begitu dalam.
"Warna cokelat ini adalah warna kayu, warna alam, karena memang kita diajarkan untuk hidup sederhana dan selalu berbuat baik," Kata Bhante Gunaseno.
Saat mengetahui bahwa Atta adalah kelahiran Pakistan, Bhante pun langsung bersemangat menceritakan asal usul lahirnya agama Buddha yang ternyata berasal dari Nepal, dekat Pakistan.
"Sang Buddha, lahir pada tahun 623 SM di Taman Lumbini yang sekarang menjadi wilayah Nepal Selatan. Orang-orang tahunya Buddha itu dari China, tapi justru kita lahirnya dari Nepal dan pernah besar di India," kata Gunaseno.
Atta yang sedang menggaungkan kampanye toleransi beragama di Indonesia, mengaku senang sekali mendapatkan sambutan hangat dari Bhante Gunaseno dan pertemuan pertama ini sangat berkesan.
"Ini adalah pertemuan pertama yang sangat luar biasa, ke depan saya punya agenda ingin bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh agama lain. Melihat pertemuan ini, bertambah semangat niat saya melanjutkan agenda ini," katanya.
Atta mengatakan, misi toleransi beragama yang ia bawa adalah sejalan dengan motto negara yang ada di lambang burung Garuda, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yakni Berbeda-beda tetapi tetap satu jua.