Sambil merokok, wanita itu mengaku menjual obat keras itu dengan harga Rp30 ribu per satu strip.
Baca juga: Drama Penangkapan ‘Pablo Escobar’ Kalteng, Bersembunyi di Semak Belukar Sebelum Ditembak Petugas BNN
Lantas, wanita itu secara terbuka menawarkan barang dagangannya itu seraya menyebut transaksi "barang" tersebut adalah "aman".
"Transaksi di sini aman, bu?" tanya Tribunnews.
"Aman kok aman. Tenang aja, aman kok di sini, minum di sini juga bisa, itu pakai air putih," jawab wanita itu.
Sekitar 10 menit setelah itu, penjual tersebut berbincang dengan teman seprofesinya terkait masalah penjualan Tramadol. Transaksi Tramadol di sana begitu cepat. Ini juga terlihat dari pembeli lain yang hanya menghentikan sepeda motornya sesaat untuk mengambil 'barang' dan berlalu pergi seperti sudah biasa membeli.
Setelahnya Tribunnews mencoba mencari penjual lain, hingga kemudian bertemu dengan seorang pria yang berjualan pakaian bekas.
Setelah minta izin beristirahat di bangku panjang di samping lapak dagangannya tersebut, Tribunnews kembali bertanya tentang tramadol kepada pria tersebut.
Lagi, pria berusia 58 tahun itu ternyata juga menjual obat keras tramadol secara bebas.
"Ya, saya jual juga. Ini (jual Tramadol kerjaan) sampingan saja," ucap bapak itu.
Pria dengan garis keriput di wajahnya itu menjual Tramadol dengan harga yang sama dengan penjual lain yakni Rp30 ribu per strip. Namun, dia akan memberikan diskon jika memang Tramadol itu akan dijual kembali.
Dalam sehari, pria itu mengaku bisa menghabiskan puluhan boks berisi lima strip per-boksnya. Selain satu strip, dia juga bisa menjual setengah strip atau berisi lima tablet Tramadol.
Pembelinya pun dia sebut mulai dari kuli proyek, pedagang di toko-toko Pasar Tanah Abang hingga para pengamen jalanan dengan kode lain yang biasa dia sebut 'TM'.
"Bisa beli setengah (strip) juga, harganya Rp15 ribu. Biasanya pengamen-pengamen yang beli setengah dulu, nanti sore dapat duit beli setengah lagi," ungkapnya.
Baca juga: Saat Hendak Disergap Polisi, Pembunuh Gadis Penjual Gorengan di Sumbar Kabur ke Semak-semak
Dari pengakuannya, penjualan obat secara ilegal ini sudah dilakukan sejak satu tahun terakhir.