TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Psikolog Forensik, Reza Indragiri Amriel mengatakan, kejadian tewasnya 7 remaja di Kali Bekasi memunculkan dua persoalan sekaligus yakni penanganan pidana dan mitigasi bencana.
"Persoalan pertama perlu dicermati dengan mengecek apakah simpulan tim patroli bahwa di hadapan mereka ada sekumpulan orang yang terindikasi kuat akan melakukan pidana benar-benar merupakan penilaian objektif atau justru merupakan false objective alias mengada-ada atau pun berlebihan," kata Reza dalam keterangan tertulis, Rabu (25/9/2024).
Dan apabila penilaian tim patroli itu memang objektif, kata dia maka berikutnya perlu ditakar seberapa prosedural, proporsional, dan profesional kerja tim patroli saat itu.
Persoalan kedua ditelaah dengan menggali apakah tim patroli saat itu sadar atau tidak, sengaja atau tidak, telah mendorong target (kerumunan orang) ke dalam situasi kritis.
"Selanjutnya, ketika tim patroli mengetahui bahwa target berada dalam situasi kritis, misalnya terjun ke sungai yang dalam dan berbatu, apa gerangan langkah mitigasi yang tim patroli untuk mengeluarkan target dari situasi berbahaya tersebut," katanya.
Baca juga: Pengakuan Korban Selamat Kali Bekasi: Tenggelam Berkali-kali usai Saling Tarik di Air
Reza mengingatkan terlepas apakah target sesungguhnya berencana atau pun tidak berencana melakukan tindak pidana, polisi tetap harus melakukan mitigasi terhadap situasi kritis yang muncul termasuk berupaya menyelamatkan target dari risiko kematian.
"Itulah tahap-tahap investigasi yang menurut saya perlu dilakukan terhadap tim patroli," katanya.
Dari tim, berikutnya adalah investigasi--tepatnya--assessment terhadap masing-masing personel dalam tim patroli tersebut.
Terkait itu, dalam police encounter yang berujung maut, satu hal yang sering didalami adalah kemungkinan individu (personel) polisi mengalami implicit bias.
Seberapa besar kemungkinan implicit bias mewarnai bahkan mengacaukan proses berpikir personel tim patroli?
"Negara dalam situasi amat membutuhkan keamanan dan ketertiban.
Reza menilai terjadinya implicit bias di TKP terpantik ketika personel bertemu sejumlah orang pada jam segitu di lokasi seperti itu serta merta personel melompat ke simpulan sejumlah orang pada jam segitu di lokasi seperti itu pasti akan melakukan tindak pidana.
"Karena merupakan bias, tidak berdasarkan pada data yang memadai, maka tindakan eksesif oleh personel tim patroli sangat mungkin terjadi," katanya.
Ketika mereka mengambil tindakan eksesif membuat situasi aman terkendali, tindak-tanduk personel polisi justru membahayakan.