"Dengan bekerja dari rumah, tekanan dari perjalanan berkurang, sehingga pekerja bisa lebih fokus pada tugas-tugas mereka," Djoko.
Sejatinya, konsep WFA memberikan fleksibilitas yang sangat diinginkan oleh para pekerja. Kemacetan yang parah tidak hanya menyebabkan kelelahan fisik tetapi juga meningkatkan risiko masalah kesehatan mental. Menurut laporan dari WHO, pekerja yang terpapar kemacetan panjang berisiko lebih tinggi terkena stres kronis.
Dengan WFA, tidak hanya mengurangi kemacetan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup pekerja.
Selain itu, dengan adanya WFA, perusahaan dapat merekrut talenta dari luar Jakarta, tanpa terbatas oleh lokasi geografis.
Hal ini dinilai memberikan kesempatan yang lebih luas bagi perusahaan untuk mendapatkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas.
Talenta terbaik tidak lagi harus pindah ke Jakarta untuk bekerja di perusahaan besar. Mereka bisa bekerja dari mana saja, dan ini akan memperkuat daya saing perusahaan.
Di sisi lain, perusahaan perlu mempertimbangkan aspek kesejahteraan karyawan dalam penerapan WFA. Pelatihan keterampilan digital dan manajemen waktu juga menjadi hal penting.
Menurut laporan dari McKinsey, perusahaan slot gacor yang sukses menerapkan WFA adalah perusahaan yang mampu membangun budaya kerja yang mendukung kolaborasi jarak jauh dan memastikan bahwa karyawan memiliki alat yang tepat untuk bekerja dengan efisien.
Penerapan WFA di Jakarta, kata Djoko, memang bukan tanpa tantangan, tetapi manfaat yang ditawarkan cukup signifikan. Di tengah kemacetan yang tak kunjung usai dan beban stres yang meningkat, WFA bisa menjadi jawaban bagi pekerja Jakarta untuk tetap produktif dan sehat secara mental.
"Jakarta dengan dukungan internet, akses transportasi, dan sudah banyak perusahaan menerapkan, tentu bisa dilakukan namun dengan pendekatan tak semua tipe pekerjaan," tutup Djoko .
Seperti diketahui sebelumnya konsep WFA kembali mengemuka setelah Cagub DKI Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung menggaungkan visi kalau bekerja di Jakarta, bisa fleksibel dalam bekerja, mengusung konsep WFA.
Termasuk juga bagi para birokrat, dan swasta.
Bahkan, ide itu pun akan diterapkan untuk generasi Z di Jakarta. Ide itu dilakukan untuk menjadikan warga Jakarta produktif. Dan, banyak kajian, dengan konsep bekerja seperti itu, karyawan tetap profesional produktif.
Selain itu, Pramono menerapkan ide pembagian hari kerja. Yakni, dua hari bekerja di kantor dan tiga hari bekerja di rumah. "Sederhana, bagaimana generasi Z bisa bekerja dari manapun," kata Pramono.