TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eksistensi pasar tradisional kini perlahan mulai terpinggirkan seiring kemunculan pasar modern. Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) bakal terus melakukan revitalisasi pasar-pasar tradisional.
"Memang tak bisa dipungkiri bahwa pasar-pasar modern terus bertumbuh. Oleh karenanya, pemerintah juga mengambil langkah dalam menjaga eksistensi pasar tradisional," ujar Kepala Disperindag Tangsel Abdul Aziz dari keterangan yang diterima Tribun, Senin(21/10/2024).
Salah satu upaya revitalisasi pasar tradisional yang dilakukan yakni soal tata kelola, memberikan perlindungan, memberdayakan pasar tradisional hingga menjaga daya beli masyarakat.
Sebanyak sembilan pasar tradisional yang ada di Tangerang Selatan, lanjut Abdul, terus diupayakan menjadi sentra dalam meningkatkan daya beli masyarakat. Dukungan dari Disperindag terus dilakukan dalam menjaga eksistensi pasar-pasar tersebut.
"Kita punya Pasar Jombang, Pasar Serpong, Pasar Bintaro, Pasar Ciputat, Pasar Jengkol, Pasar Cimanggis, Pasar Kita Pamulang, Pasar Reni, dan Pasar Gintung, ini yang harus terus kita jaga dan tingkatkan eksistensinya," ucap Abdul.
Menurut Abdul, revitalisasi ini tentunya akan mengubah pasar tradisional yang dianggap kotor, bau, kumuh, menjadi tempat yang bersih dan nyaman. Serta memastikan para pedagang tidak ada lagi yang berjualan di bahu jalan.
"Seperti di Pasar Ciputat, saat ini sedang direvitalisasi guna apa memfasilitasi pedagang di luar pasar agar berdagang di dalam area pasar," ujar Abdul Aziz.
"Saat ini sedang dilakukan planning pengisian los dan karena kios yang ada dimiliki oleh perorangan maka kita perlu lakukan komunikasi untuk sinergitas pemanfaatan yang sesuai dengan penjualan bahan pokok sesuai kebutuhan masyarakat," tambahnya.
Baca juga: Sri Mulyani Anggarkan Rp 20,3 Triliun untuk Revitalisasi Sekolah di RAPBN 2025
Lebih lanjut, Abdul mengaku banyak tantangan dalam mengupayakan revitalisasi pasar tradisional. Tetapi, berbagai langkah yang disiapkan terutama bagaimana menjalin sinergi yang baik dengan para pedagang agar tujuan baik tersebut dapat tercapai.
"Pasti ada kendalanya, karena kan ini mengubah kebiasaan ya, jadi kita terus lakukan pendekatan-pendekatan, tujuan kita baik agar apa? eksistensi pasar terus terjaga, kan yang diuntungkan juga para pedagang itu sendiri," ujarnya.
Selain itu, Disperindag Tangsel terus menjaga kualitas dan harga yang ada di pasar tradisional. Mulai dari operasi pasar hingga pengawasan terkait alat ukur yang digunakan oleh pedagang.
"Kita lakukan kegiatan tera dan tera ulang terhadap alat ukur para pedagang setiap tahun, sehingga para pembeli yakin jumlah berat barang sesuai dan konsumen merasa terlindungi dan kegiatan jual beli dapat berlangsung aman dan nyaman," ujarnya.
Bahkan, dengan kemajuan teknologi yang ada saat ini, Disperindag juga terus mendorong pedagang agar memanfaatkan hal tersebut.
"Saat ini banyak orang kan malas ya ke pasar karena bisa dari genggaman handphone nih apa yang mau kita beli. Nah, ini yang harus juga kita dorong, kenapa enggak para pedagang mau terbuka misal ada yang pesan seperti itu ya kita lakukan," ucap Kadisperindag Tangsel.
Terlebih saat ini, Disperindag Tangsel juga memanfaatkan sistem berbasis website untuk memberikan informasi terkait harga-harga bahan pokok yang sumbernya diambil dari pasar-pasar tersebut.