News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Aniaya Ibu Kandung

Kapolres Bogor Ungkap Tak Ada Indikasi Gangguan Jiwa pada Aipda Nikson yang Bunuh Ibu Kandungnya

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Bobby Wiratama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(Kiri) warung tempat Aipda Nikson membunuh ibunya dan (kanan) Aipda Nikson. | Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro membantah adanya dugaan gangguan jiwa pada Aipda Nikson Jeni Pangaribuan yang membunuh ibu kandungnya.

TRIBUNNEWS.COM -  Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro buka suara terkait adanya dugaan gangguan jiwa yang dialami oleh Aipda Nikson Jeni Pangaribuan (41).

Diketahui Aipda Nikson ini adalah seorang anggota polisi yang membunuh ibu kandungnya, Herlina Sianipar (61) di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.

Setelah terjadi aksi pembunuhan ini, beberapa kerabat Aipda Nikson menduga bahwa ia mengalami gangguan jiwa.

Terlebih di lokasi kejadian ditemukan adanya obat-obatan seperti soroquin dan divalproex.

Sebagai informasi, soroquin adalah obat yang digunakan untuk mengatasi episode manik akut gangguan bipolar, skizofrenia, mencegah gangguan bipolar, fase depresi gangguan.

Sementara divalproex adalah obat yang digunakan untuk mengobati kejang akibat epilepsi serta digunakan mencegah migrain atau mengatasi episode manik dari gangguan bipolar.

Menjawab dugaan tersebut, Rio mengungkap tidak adanya temuan indikasi gangguan jiwa dari Aipda Nikson.

Meski demikian, Rio masih belum bisa mengungkap detail informasi lain terkait kondisi kesehatan Aipda Nikson ini.

Rio meminta semua pihak untuk bisa menuggu polisi untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut tentang pembunuhan yang dilakukan Aipda Nikson.

Rio juga berjanji bahwa pihaknya akan memproses kasus pembunuhan ini dengan transparan.

"Kami tidak melihat itu (adanya gangguan jiwa)."

"Kami akan laksanakan dulu tugas, nanti selesaikan itu secara baik, dan kami akan proses ini secara transparan," kata Rio dilansir Kompas.com, Selasa (3/12/2024).

Baca juga: Curhatan Aipda Nikson Sebelum Aniaya Ibunya hingga Tewas di Bogor

Saksi Bongkar Sadisnya Aipda Nikson saat Bunuh Ibunya

Diberitakan sebelumnya, Aipda Nikson Pangaribuan (41) membunuh ibu kandungnya Herlina Sianipar (61) menggunakan tabung gas elpiji 3 kilogram. 

Peristiwa pembunuhan itu terjadi di warung Herlina Sianipar yang beralamat di Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Sebelum memukul Herlina Sianipar dengan tabung gas, Nikson Pangaribuan diketahui mendorong korban hingga jatuh ke lantai. 

Emosi yang memuncak membuat Nikson Pangaribuan gelap mata hingga tak sadar jika setiap perbuatannya disaksikan langsung warga yang pada saat itu ingin belanja di warung.

Pada saat itu, warga sekitar yang tengah belanja di warung melihat anak pemilik warung mendorong ibunya hingga terjatuh ke lantai.

Setelah itu, sang anak mengambil tabung gas elpiji 3 Kilogram yang ada di warung dan memukulkannya ke arah kepala sang ini sebanyak tiga kali.

"Mengetahui hal tersebut kemudian saksi langsung melarikan diri karena takut, kemudian saksi memberitahukan kepada temannya dan menelpon temannya lagi," ucap Kapolsek Cileungsi Kompol Wahyu Maduransyah Putra, Senin (2/12/2024).

"Setelah itu ambulan dari kirab meluncur ke tempat kejadian dan membawa korban ke RS Kenari," sambungnya.

Setelah sampai di RS Kenari, korban dinyatakan telah meninggal dunia dan pelaku melarikan diri menggunakan kendaraan Suzuki Pikap.

Baca juga: Aipda Nikson Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara usai Bunuh Ibu Kandungnya di Bogor

Sosok Aipda Nikson

Polisi menangkap Nikson (41), seorang anak yang membunuh ibunya di Kampung Rawajamun, Desa Dayeuh, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ia kini telah ditahan. (Dok Polsek Cileungsi)

Ketua RT bernama Hamid menceritakan sosok korban Herlina Sianipar dan pelaku Nikson Pangaribuan yang selama ini dikenalnya.

Hamid menilai perangai dan keseharian antara pelaku dengan korban sangat berbanding terbalik.

Dikenang Hamid, korban yakni ibu sang polisi adalah sosok yang baik hati dan ramah.

Bahkan beberapa hari sebelum kejadian, Hamid  sempat melihat kebaikan hati mendiang Herlina.

Yakni saat Hamid  disuguhi kopi saat mampir ke warungnya.

Baca juga: Tetangga Dengar Suara Minta Tolong saat Aipda Nikson Aniaya Ibu hingga Tewas di Bogor

Bukan cuma itu, di momen tersebut Herlina juga sempat mengabari Hamid  bahwa putranya, Aipda Nikson sedang pulang ke rumah.

Tak disangka, kabar dari Herlina soal kepulangan sang putra itu justru membawa petaka.

Sebab lima hari setelah bertemu Hamid , Herlina meregang nyawa di tangan anak kandungnya sendiri.

"Korban setahu bapak orangnya baik. Kemarin juga bapak main ke rumahnya, ada lima hari (lalu). (Kata korban) 'ngopi, ngopi pak'. Orang baik, orang bener, (Pak RT)  diajak ngobrol sama dia (korban)," ujar Hamid.

Sementara korban adalah sosok yang baik hati, Hamid  menyebut pelaku justru memiliki perangai sebaliknya.

Baca juga: Ketua RT Ungkap Aipda Nikson seperti Orang Stres, Sifatnya Beda Jauh dengan Ibunda yang Dibunuhnya

Hamid mengungkap Aipda Nikson memiliki sifat yang labil.

Bahkan Hamid  menyebut pelaku pembunuhan ibu kandung itu seperti orang depresi alias stres.

"Kalau pelaku emang, maaf ya, kayak stres. Kadang dia benar, kadang dia enggak, agak jauh dari rumah bapak 300 meter lah," akui Hamid.

Kendati demikian, Hamid mengaku tak mengenal lebih dalam soal sosok Aipda Nikson.

Namun belakangan muncul selentingan kabar bahwa Aipda Nikson kerap berbuat onar di lingkungan.

"Setahu bapak (pelaku) sama warga belum pernah cekcok, setahu bapak tapi, kan jauh rumahnya. Warga enggak lapor si Nikson gini-gini, biasa-biasa saja," imbuh Hamid.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Muhammad Zulfikar)(Kompas.com/Afdhalul Ikhsan)

Baca berita lainnya terkait Polisi Aniaya Ibu Kandung.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini