Potensi bencana hidrometeorologi ini dipicu terjadinya seruak udara dingin dari dataran tinggi Siberia ke wilayah Indonesia pada Desember 2024 hingga awal Januari 2025.
Menurut Dwikortia, fenomena ini pernah terjadi pada Januari 2020.
Untuk diketahui, pada 2020 banjir besar terjadi di wilayah Jabodetabek.
"Pada Januari 2020 banjir yang terjadi disebabkan oleh seruak udara dingin dari dataran tinggi Tibet. Sekarang ini potensi bencana hidrometeorologi dipicu oleh seruak udara dingin berasal dari dataran tinggi Siberia," ungkap Dwikorita.
Fenomena seruak udara dingin diprediksi akan memberikan dampak signifikan di wilayah barat Indonesia.
Termasuk Selat Sunda, Lampung, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Cuaca buruk yang disertai hujan lebat berpotensi menyebabkan gangguan pada jalur mudik dan jalan tol, sebagaimana pernah diidentifikasi oleh Kementerian PUPR.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)