Y yang tinggal bersebelahan dengan rumah korban mengaku sempat didatangi penagih pinjaman online (pinjol) setahun lalu.
"Waktu itu kan dateng itu ya orang home credit. Dia nyari ke mari alamatnya, kan alamatnya sama (dengan) saya."
"Saya bilang sama adik saya, 'Kamu dicariin sama home credit. Kamu minjem duit?' 'Enggak, Kak, (aku) enggak minjem duit.' Ternyata lakinya (AF)," ungkapnya.
Setelah ditelusuri, AF menggunakan data pribadi YL untuk mengajukan pinjol.
Baca juga: Satu Keluarga Ditemukan Tewas di Tangsel, Korban Balita Sempat Dibawa ke Klinik karena Mulut Berbusa
Menurut Y, adiknya terpaksa meminjamkan data pribadi karena diancam AF.
"Lah terus kok pake data lu?' 'Iya dipinjam. Soalnya pake data AF enggak bisa. Kalau enggak dikasih dia marah kak','" tambahnya.
Nominal uang yang dipinjam menggunakan data YL cukup besar sehingga satu keluarga diteror penagih pinjol.
"Sudah itu dia pakai nomor telepon saya. home reditnya nelepon ke saya. Saya bilang saya mpok-nya karena dia belum bayar," lanjutnya.
Y tak mengetahui utang tersebut sudah dibayarkan atau belum lantaran penagih pinjol tak mendatangi rumah lagi.
Kasi Humas Polres Tangerang Selatan (Tangsel), AKP Muhamad Agil Sahril, mengatakan Y dan N yang menjadi saksi penemuan jasad telah diperiksa.
"Dua orang saksi yang masih memiliki hubungan keluarga dengan korban, yakni Y dan N, datang ke rumah korban untuk menyalakan air," bebernya.
Baca juga: Polisi Bakal Bongkar Isi Ponsel Satu Keluarga yang Tewas Diduga Terlilit Pinjol di Tangsel
Lantaran rumah terkunci, Y dan N membuka jendela untuk masuk ke rumah.
Di sana mereka menemukan jasad YL dan AH tergeletak di kamar.
"Saksi kemudian membawa AH ke Klinik Medika Cirendeu, namun petugas medis menyatakan korban sudah meninggal dunia," tuturnya.