"Keponakan saya enggak ketolong. Tadi sempat dibawa ke klinik."
"Saya tahu memang sudah tidak ada (meninggal). Mulutnya juga sudah berbusa," bebernya, Minggu.
Y juga melihat darah di mulut AH serta luka jeratan tali di lehernya.
"Di sini ya berdarah (nunjuk arah pinggir bibir). Di sininya (leher) ada semacam geretan (bekas tali) gitu. Biru lehernya," tambahnya.
Terkait kondisi jasad YL, Y tak begitu memperhatikan karena fokus menyelamatkan AH yang kritis.
"Saya kurang tahu, enggak merhatiin tapi yang saya perhatiin itu anaknya dia, orang dioper ke saya, saya pegangkan dibawa ke luar (klinik)," sambungnya.
Baca juga: Polisi Bakal Bongkar Isi Ponsel Satu Keluarga yang Tewas Diduga Terlilit Pinjol di Tangsel
Diduga Terlilit Pinjol
Y yang tinggal bersebelahan dengan rumah korban mengaku sempat didatangi penagih pinjaman online (pinjol) setahun lalu.
"Waktu itu kan dateng itu ya orang home credit. Dia nyari ke mari alamatnya, kan alamatnya sama (dengan) saya."
"Saya bilang sama adik saya, 'Kamu dicariin sama home credit. Kamu minjem duit?' 'Enggak, Kak, (aku) enggak minjem duit.' Ternyata lakinya (AF)," ungkapnya.
Setelah ditelusuri, AF menggunakan data pribadi YL untuk mengajukan pinjol.
Menurut Y, adiknya terpaksa meminjamkan data pribadi karena diancam AF.
"Lah terus kok pake data lu?' 'Iya dipinjam. Soalnya pake data AF enggak bisa. Kalau enggak dikasih dia marah, Kak','" tambahnya.
Baca juga: Intip Rumah Satu Keluarga Tewas di Tangsel, Terletak di Gang Sempit, Kondisi Dalam Rumah Berantakan
Nominal uang yang dipinjam menggunakan data YL cukup besar sehingga satu keluarga diteror penagih pinjol.
"Sudah itu dia pakai nomor telepon saya. home kreditnya nelepon ke saya. Saya bilang saya mpok-nya karena dia belum bayar," lanjutnya.