Nasib Baik Syafrida, Anak Tak Harus Jual Ginjal demi Bebaskan Dirinya, Kasus Berujung Damai

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KAKAK-ADIK JUAL GINJAL - Dua remaja melakukan aksi damai di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2025). Mereka adalah kakak-adik yang bernama Farrel Mahardika Putra dan Nayaka Rivanno Attalah. Keduanya terlihat membentangkan kertas berisi tawaran menjual ginjal untuk menolong ibu mereka yang kini sedang ditahan polisi. Syafrida Yani bisa bernafas lega setelah anaknya tidak harus menjual ginjal demi membebaskannya. Pasalnya, laporan terhadapnya kini telah dicabut dan berujung damai. Hal ini disampaikan oleh pengacara pelapor, Paulus Tarigan, pada Minggu (23/3/2025).
KAKAK-ADIK JUAL GINJAL - Dua remaja melakukan aksi damai di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2025). Mereka adalah kakak-adik yang bernama Farrel Mahardika Putra dan Nayaka Rivanno Attalah. Keduanya terlihat membentangkan kertas berisi tawaran menjual ginjal untuk menolong ibu mereka yang kini sedang ditahan polisi. Syafrida Yani bisa bernafas lega setelah anaknya tidak harus menjual ginjal demi membebaskannya. Pasalnya, laporan terhadapnya kini telah dicabut dan berujung damai. Hal ini disampaikan oleh pengacara pelapor, Paulus Tarigan, pada Minggu (23/3/2025).

Hal ini sempat disampaikan putra sulung Yelvin dan Syafrida, Farrel saat terlihat tengah melakukan aksinya menjual ginjal demi membebaskan sang ibu pada Kamis (20/3/2025) di Bundaran HI, Jakarta Pusat.

Farrel mengatakan tuduhan penggelapan terhadap Syafrida berawal ketika sang ibu mengurus rumah dari saudara suaminya.

Farrel mengatakan sang ibu diminta untuk mengurus rumah dari saudara ayahnya karena yang bersangkutan tengah bekerja di luar negeri.

"Awalnya itu ibu saya membantu saudara ayah saya untuk mengurus rumahnya. Sementara, saudara ayah saya itu tengah bekerja di Saudi Airlines. Sehingga, ibu saya diminta untuk mengurus rumahnya itu," katanya, dikutip dari YouTube Tribunnews.

Namun, selama membantu anggota keluarga suaminya tersebut, Syafrida justru diperlakukan layaknya asisten rumah tangga (ART).

Setelah itu, Farrel menuturkan ibunya dibelikan handphone oleh saudara ayahnya tersebut karena handphone sebelumnya rusak.

Adapun maksud dibelikannya handphone tersebut agar Syafrida mau untuk bekerja dengan saudara ayahnya tersebut.

"Ibu saya tidak bisa dihubungi karena handphone ibu saya rusak. Lalu, saudara ayah saya itu membelikan handphone untuk ibu saya dengan balasan ibu saya harus bekerja dengannya dan agar bisa berkomunikasi," jelas Farrel.

Tak cuma handphone, Farrel mengatakan ibunya juga diberi sejumlah uang untuk menggajinya dan memenuhi kebutuhan rumah milik saudara ayahnya.

"Jadi, uang itu dalam bentuk cash sehingga ibu saya selalu mencatat setiap peserpun," kata Farrel.

Namun, selama bekerja dengan saudara ayahnya tersebut, ibu Farrel tidak tahan karena selalu diperlakukan kasar.

Sehingga, Syafrida pun memutuskan untuk berhenti mengurusi rumah saudara ayahnya tersebut.

"Suatu saat, ibu saya sudah tidak tahan bekerja dengannya karena selalu mendapat tekanan berupa kata-kata kasar dan akhirnya ibu saya berhenti dan tidak pernah menghubungi saudara ayah saya tersebut," kata Farrel.

Ternyata, kata Farrel, keputusan Syafrida ntuk berhenti ternyata berbuntut panjang.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini