Nah, di tengah kemajuan teknologi informasi saat ini, mahasiswa harus ikut mengambil peran untuk menjawab tantangan era digital.
Mahasiswa harus mampu beradaptasi dengan perubahan dan tidak terseret arus perkembangan zaman, melakukan inovasi yang bermanfaat, memberikan edukasi dan ajakan positif melalui sosial media, dan melawan berita bohong (hoax).
Jika mahasiswa tidak melakukan inovasi, kata Budi Muliawan, akan menciptakan generasi mageran alias malas bergerak.
”Kemajuan teknologi membuat banyak kemudahan dalam kehidupan, seperti kuliah bisa dilakukan lewat online, pesan makanan bisa langsung lewat aplikasi, dan bersosialisasi lewat medsos seperti WA tanpa ada pembatasan ruang dan waktu. Namun hal ini membawa dampak mageran dan kurang bersosialisasi,” tuturnya.
Budi Muliawan mengatakan bahwa era disrupsi adalah terjadinya inovasi dan perubahan secara masif yang bersifat fundamental, mengubah berbagai sistem dan tatanan ke cara yang baru.
Ciri-ciri era disrupsi ditandai dengan perubahan yang cepat dengan pola yang sulit ditebak sehingga menyebabkan ketidakpastian, kompleksitas hubungan antar faktor penyebab perubahan, dan kekurangjelasan arah perubahan yang menyebabkan ambiguitas.
”Cara menghadapi era disrupsi ini, mari kita tingkatkan kualitas SDM, lakukan transformasi digital, dan jangan berhenti berinovasi,” ujarnya. (*)