Laporan Wartawan Tribunnews.com, Andri Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jaringan kelompok teroris di Indonesia terus mengakar meski gembong teroris yang selama ini dicari polisi, Dulmatin, telah tewas tertembak. Pengamat teroris, Mardigu WP, mencatat jaringan teroris tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yakni kategori hard dan soft.
Mereka yang masuk dalam kategori hard, menurut Mardigu, adalah mereka yang menghalalkan darah dan mahir dalam aksi bom bunuh diri, termasuk mahir menembak.
"Mereka tergolong berani, punya keterampilan dan mengerti bagaimana melakukan aksi bom, termasuk menjadi snaiper, dan sebagainya," bebernya.
Menurut Mardigu, mereka yang tergolong dalam hard teroris di Indonesia jumlahnya saat ini diperkirakan bisa mencapai 400 sampai 500 orang.
"Jumlah tersebut menyebar di wilayah Indonesia, seperti Sumatera dan Jawa, termasuk di Mindanau, Filipina," paparnya.
Namun, kelompok teroris kategori hard atau radikal ini juga bermula dari soft teroris yang awalnya hanya mendukung dan melindungi teroris. "Regenerasi para teroris di Indonesia mulai dari jenjang soft dan itu terjadi ketika para penggerak atau pemimpin mereka tewas."
"Karena, awal-awalnya Nordin M Top dan Dr Azhari adalah penggerak, sedangkan Saptono dan Maulana bertindak sebagai operator. Jadi, ketika Nordin dan Azhari tewas, ya Saptononya yang maju. Mereka sudah belajar dan memepersiapkan diri menjadi penerus," pungkas Mardigu.
Masih Ada 500 Teroris Penerus Nordin M Top
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Anwar Sadat Guna
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger