TRIBUNNEWS.COM - Pada kasus tertentu misalkan karena sakit, jamaah haji diperbolehkan ikut dalam proses pemulangan awal ke tanah air (tanazul). Sayangnya, belakangan ini jamaah sakit justru kerap terpinggirkan lantaran tergeser banyaknya orang `sakti'. Praktik sogok pun menjadi biasa.
Biasanya orang 'sakti' tersebut justru ikut-ikutan tanazul, dengan alasan beragam. Ya, karena rapat di dewan, mengawinkan anak hingga kebutuhan pribadi yang dikemas alasan penting. Celakanya, tanazul pun mengesampingkan jamaah sakit yang seharusnya di
Sudah dua petugas menjadi korban pada bagian pelayanan tanazul. Haryadi dan Suhadi, dalam dua hari terakhir tergolek di tempat tidur lantaran sakit. Kedua petugas ini mengalami `tekanan` kuat karena tiap hari berhadapan dengan `penggede` yang ikut-ikutan tanazul.
Media center haji (MCH) Kementerian Agama melansir kalau sogok, bujuk rayu dan mengatasnamakan penggede dari lingkungan kementerian agama untuk ikut tanazul hampir tiap hari.
"Perilaku warga di tanah air terbawa ke tanah suci. Petugas haji pun mau disogok," ungkap Hariadi, seperti dikutip dari MCH>
Pemandangan sebaliknya terjadi pada Mbah Nokumi. Hak tanazul bagi Nokumi kini masih diperjuangkan. Surat pendukung bagi kepulangan awal Nokumi kini tengah diproses. Ia diharapkan dapat kembali ke tanah air untuk mendapat perawatan sebagaimana mestinya.
Perempuan sepuh ini menderita patah kaki dan tangan setelah jatuh dari lift. Kondisinya sudah sangat tak memungkinkan untuk berlama-lama di Tanah Suci
Diharapkan Nokumi tak menjadi korban di pemondokan, mengingat pasca Arafah Muzdalifa dan Mina (Armina) angka kematian jemaah haji cenderung naik. Termasuk pula Nokumi lainnya yang berusia lanjut dan kini harus mendapat perhatian dari sejumlah petugas kesehatan atau tim medis.
Keterlaluan! Pejabat Singkirkan Hak Jamaah Sakit
Editor: Anita K Wardhani
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger