Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kegaduhan akibat kekisruhan yang melanda Partai Demokrat jangan sampai membuat presiden dan para pembantunya lupa menangani sejumlah masalah strategis yang berkait langsung dengan kepentingan negara dan kepentingan rakyat.
Tekanan serius yang nyata-nyata sedang dialami APBN 2011 saat ini menuntut keberanian politik pemerintah untuk mengatasinya.
Ruang publik pun sudah disulap menjadi panggung hiburan tak lucu. Pun sangat bising karena sarat pernyataan bernuasa saling tuduh, saling menyalahkan, penuh kebohongan dan kepura-puraan.
"Kekisruhan internal Partai Demokrat memaksa presiden SBY selaku ketua dewan pembina angkat bicara," ujar Anggota Komisi III DPR, Bambang Soesatyo dalam pesan singkatnya, Selasa(12/7/2011).
Menurutnya, SBY terpaksa turun tangan menengahi hiruk pikuk politik di Indonesia. Dari soal saling serang Ruhut dkk dengan Amir Syamsudin dkk, isu seputar mafia hukum, mafia pajak, mafia pemilu, kasus suap Pemilihan Gubernur Senior BI Miranda Gultom, skandal Bank Century sampai kasus suap wisma atlet SEA Games Palembang, walhasil SBY ikut memberi sorotan.
Bambang menjelaskan, dari rangkaian kasus itu, rakyat disuguhi beragam cerita tentang benturan dan pertarungan kepentingan para elite. Rakyat pun terperangkap menjadi penonton dan pendengar.
Memang lanjut Politisi Golkar ini cukup mengasyikkan, sebab tidak sedikit juga warga kebanyakan yang terpancing emosinya.
"Mudah-mudahan, rakyat tidak lupa bahwa mereka yang sedang bertarung di panggung hiburan konyol itu mestinya lebih berkonsentrasi mengurus masalah negara dan masalah rakyat. Bukan sibuk membela diri, membela partai, atau mengatur persembunyian orang-orang yang bermasalah dengan hukum," sergahnya.