TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teka-teki siapa pembunuh Nasrudin Zulkarnaen, Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB), masih menggelayut dibenak sang adik, Andi Syamsudin. Demi mengungkap kebenaran, Andi siap melakukan sumpah pocong di pengadilan untuk membeberkan keterangan yang ia miliki seputar kematian kakaknya.
"Saya akan bersaksi di bawah sumpah pocong. Saya minta kiai melakukan sumpah pocong terhadap saya di pengadilan. Setelah itu saya bersaksi, ini fakta," kata Andi yang ditemui di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Rabu (5/10).
Andi mengaku heran mengapa hakim tidak berani membuat penetapan agar dia menjadi saksi dalam persidangan peninjauan kembali (PK) terpidana Antasari Azhar. Padahal, ia telah dihubungi Lembaga Perlindungan Saksi Korban (LPSK) yang memberi perlindungan.
Andi juga mengatakan saat sidang Antasari di tingkat pertama, ia telah mengajukan diri sebagai saksi. Bahkan, Andi telah menyurati Ketua PN Jakarta Selatan saat itu, Herry Swantoro. "Lewat pengacara Pak Antasari, saya minta menjadi saksi. Namun entah mengapa hakim tidak menghadirkan saya," ujar Andi yang datang dari Makkasar.
Ia mulai curiga saat dua orang yaitu Elza Mumu dan Jerry Sumampaow menawarkan pesan singkat (SMS) berisi ancaman dari Antasari Azhar. Namun hingga kini, SMS itu tidak pernah didapatkannya.
Kecurigaan bertambah ketika kedua orang tersebut hilang bak ditelan bumi. "Yang pasti dua orang ini biang kerok dari permasalahan ini. Sepertinya ada oknum yang menunggangi," ujarnya.
Kecurigaan lainnya, kata Andi, ketika ia ditemui tiga perwira polisi berpangkat komisaris di RS Gatot Subroto. Saat itu Andi diberitahu pembunuhan kakaknya terkait perselingkuhan yang melibatkan Antasari Azhar.
Andi yang mengaku pernah terjun ke dunia jurnalistik melakukan investigasi ala jurnalis. Andi mencoba merunut semua peritiwa yang terkait kematian Nasrudin. "Ibarat kita ingin membongkar suatu kejahatan, kita tidak bisa berada di luar. Kiita harus masuk dalam lingkaran itu," imbuhnya.
Andi membantah pernah menyatakan Antasari sebagai aktor intelektual pembunuhan kakaknya. "Saya bilang ada orang besar dibalik kasus ini," katanya.
Andi kini mendukung Antasari untuk mengungkap pelaku sesungguhnya. Keluarga besar serta tokoh-tokoh Sulawesi Selatan, kata Andi, juga mendukung sidang PK yang diajukan Antasari. "Tapi apakah mereka mau berbuat," katanya.