TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansa mengatakan, terorisme dan radikalisme merusak citra Indonesia di mata internasional. Indonesia dianggap sebagai sarang teroris dan gerakan radikal karena aksi peledakan bom belakangan ini.
Menurut Khofifah, terorisme dan radikalisme saat menjadi musuh bersama semua elemen bangsa Indonesia, terutama bagi ibu-ibu. Karena itu, Khofifah mengintruksikan semua anggota Muslimat untuk turut serta menangkal terorisme dan radikalisme.
"Saya mengajak semua berperan menangkal radikalisme di Indonesia. Ibu-ibu juga bisa. Lewat kedekatan dengan anak-anak, ibu-ibu bisa melakukan deteksi dini," kata Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Surabaya ini.
Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Kepala BKKBN era presiden Gus Dur menambahkan, anak-anak muda saat ini banyak yang masuk ke jaringan kelompok teroris dan radikalisme. Hal ini tidak boleh dibiarkan karena terorisme bukan ajaran Islam.
"Ada yang karena frustasi, anak-anak muda bisa dipengaruhi, sehingga mau melakukan bom bunuh diri. Ini juga karena diming-imingi janji-janji surga," jelas alumni Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini.
Khofifah memandang pentingnya pendekatan kesejahteraan untuk menangkal terorisme dan radikalisme di Indonesia. "Perlu pendekatan kesejahteraan dalam deradikalisasi di Indonesia. Kalau sejahtera, orang tak mudah diimingi-imingi janji surga. Makanya menjadi penting kesejahteraan masyarakat harus ditingkatkan," tutur Khofifah.