TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo mempertanyakan rencana pemerintah membeli pesawat kepresidenan, pesawat berbadan lebar, tipe 737-800 Boeing Business Jet 2. 'Besi terbang' seharga Rp 820 miliar itu akan mubazir, karena banyak landasan kecil di Indonesia yang tidak bisa didarati.
Istana Kepresidenan RI telah memutuskan membeli pesawat khusus Kepresidenan RI. Pemerintah telah sepakat membelanjakan 91.209.560,61 dolar AS, atau setara Rp 820 milair (asumsi 1 dolar AS = Rp 9.000), dan pesawat dijadwalkan tiba di tanah air, dan bisa digunakan pada Agustus 2013 mendatang. Pesawat jenis Boeing Bussiness Jet 2 ini dipesan khusus di Amerika Serikat. Saat ini pemesanan dalam tahap desain.
Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo menyayangkan keputusan pemerintah membeli pesawat berbadan lebar itu. Sebab dengan panjang badan 39,5 meter, lebar sayap 35,8 meter, dan tinggi 12,5 meter, dipastikan tidak dapat mengangkut presiden apabila mengunjungi daerah- daerah terpencil yang masih memiliki bandara perintis. Seharusnya pesawat CN 235 buatan PT Dirgantara Indonesia yang banyak digunakan pemimpin negara tetatanggalah yang cocok.
Sedang untuk penerbangan ke luar negeri, kata wartawan senior ini, volume kunjungan presiden masih jarang-jarang. Ia membeberkan data kunjungan presiden ke luar negeri dalam 10 tahun terakhir.
Perjalanan presiden RI ke luar negara pada masa pemerintahan Megawati sebanyak 15 kali dengan negara tujuan sebanyak 45 negara. Sedang pada masa pemerintah SBY perjalanan ke luar negeri sebanyak 35 kali.
Dan dari sisi biaya, membeli pesawat jauh lebih boros dibandingkan menyewa saja, untuk kepentingan sewaktu-waktu. "Jadi jauh lebih murah menyewa pesawat dibanding harus membeli pesawat kepresidenan. Karena dengan membeli pesawat berarti ada dana tersendiri yang harus dikeluarkan, antara lain untuk biaya perawatan, penggantian sparepart, belum lagi ditambah biaya operasional untuk awak pesawat," kata Dudi.
Dudi mengemukakan, Indonesia sebenarnya telah memilik pesawat kepresiden jenis BAe-146 buatan British Aerospace, Inggris. Pesawat ini dibeli pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Pesawat ini sekarang dititipkan ke anak perusahaan Pertamina, Pelita Air Service.
Presiden Soeharo dulu menggunakan pesawat DC-10 milik Garuda Indonesia saat berkunjung ke luar negeri. Presiden menyewa, tidak membeli sendiri. Di dalam pesawat itu ada kamar tidur khusus presiden.
Pesawat kepresidenan lain yang dipakai Presiden Soeharto adalah pesawat jenis Aiurbus, A330. Ini pesawat kepresidenan pertama dari perusahaan Airbus, sering dipakai Presiden Soeharto hingga dia lengser pada 1998.
Beberapa kepala negara di dunia yang menggunakan pesawat kepresidenan sederhana, tidka secanggih BBJ 2 antara lain Sultan Brunei Darusssalam, Presiden Perancis, Presiden Brazil, Presiden Amerika dengan dua peasawt jenis Boeing 737-200 B serta Rusia dengan jumlah pesawat dua buah. (tribunnews.com/budi pras)