TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kordinator Politik Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, menganggap almarhum Laksamana (Purn) Sudomo, sebagai salah satu tokoh pergerakan di Indonesia sejak awal tahun 1950-an.
Saat ditemui di kediaman almarhum, di Jalan Sekolah Kencana VI, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Rabu (18/04/2012), ia juga mengakui bahwa ada kontroversi dalam sejarah karir Sudomo di Indonesia.
"Tokoh di Indonesia selalu ada sisi kontrovensi, tapi marilah kita liat sisi yang baik apa yang dilakukan beliau, itu yang kita lihat ke depan, kita tetap menghargai beliau sebagai tokoh nasional, banyak mewarnai perjalanan sejarah kita," ujarnya.
Ia juga menganggap keadaan dan suasana Politik Indonesia sekarang sangat jauh berbeda, dibandingkan pada saat Sudomo masih menjabat sebagai Pangkopkamtib, dan hal tersebut tidak bisa disamakan.
"Dulu situasi politik mengharuskannya beliau berbuat hal yang sesuai situasi, tidak bisa kita bandingkan aple to apple dengan saat ini," ujar Djoko.
Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa secara pribadi dirinya sangat jarang berinteraksi dengan almarhum, sejak dirinya menjabat sebagai Menkopolhukam.
"Mungkin kondisi beliau juga tidak memungkin untuk menjadi aktif, kami juga mungkin terlalu sibuk, jadi belum pernah berkomunikasi secara intens dengan beliau selama saya menjabat Menkopolhukam," ujarnya.
Sudomo Telah Melakukan Tugasnya Sesuai Situasi
Editor: Johnson Simanjuntak
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger