News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tempe dan Tahu Hilang di Pasaran

Sentra Tahu Cibuntu Lumpuh

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pekerja membaca berita aksi mogok produksi tahu dan tempe di koran seusai melakukan beres-beres karena tidak ada produksi di Pabrik Tahu NJ di Gang Air Mancur, Jalan Babakan Ciparay, Kelurahan Sukahaji, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Rabu (25/7/2012). Aksi akibat dampak dari kenaikan harga kacang kedelai ini, memaksa produsen tahu NJ meliburkan hampir 800 orang karyawan yang sebagian besar sebagai perajin dan pedagang keliling, dan kehilangan omzet lebih dari Rp 90 juta per hari. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN

TRIBUNNEWS.COM,BANDUNG--Sebagai bentuk solidaritas, ribuan perajin tahu di Cibuntu, Bandung, ikut mogok produksi mulai kemarin hingga Jumat (27/7).

Hal serupa dilakukan puluhan perajin tahu di sentra pabrik tahu Kampung Nagrog, Kelurahan/Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya.

"Biasanya sejak pukul 07.30 sudah ramai. Tapi sekarang kami mogok memprotes naiknya harga kacang kedelai," ujar Taufik Hidayat (40), salah seorang perajin.

Selama libur, perajin tahu tidak bekerja apa-apa. Para karyawan yang biasa membuat tahu, ada yang benar-benar menganggur ada pula yang mencari pekerjaan sementara selama mogok tiga hari.

"Mau gimana lagi, ya? Sudah terikat dengan membuat tahu. Nyari pekerjaan lain lagi juga bingung," kata perajin tahu Cibuntu, H Omon (58), kemarin.

Dia mengatakan, sehari biasa memproduksi tiga kuintal kedelai untuk tahu. Pembuatan dilakukan di rumah produksi milik bandar kedelai, yang disewa H Omon Rp 6.000 sekali produksi.

Tahu yang sudah jadi kemudian dijual secara eceran oleh para penjual dengan cara berkeliling dari kampung ke kampung. Biasanya, penjual tahu menggunakan sepeda motor ketika berjualan.

Perajin lain di Cibuntu, Beben (50), mengaku tidak tahu akan libur sampai kapan. Dia khawatir juga jika mogok terlalu lama bisa mengganggu roda ekonomi keluarganya.

"Mudah-mudahan dengan aksi mogok begini, pemerintah peka. Pemerintah mengambil tindakan, sehingga harga kedelai bisa terkendali," katanya.

Andi (50), juga perajin tahu Cibuntu, mengaku dirinya bukan mau menyusahkan masyarakat dengan mogok produksi tahu. Aksi mogok, kata dia, lebih karena kesal terhadap pemerintah yang tidak bisa mengendalikan harga kedelai.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini