TRIBUNNEWS.COM,BANDUNG--Sebagai bentuk solidaritas, ribuan perajin tahu di Cibuntu, Bandung, ikut mogok produksi mulai kemarin hingga Jumat (27/7).
Hal serupa dilakukan puluhan perajin tahu di sentra pabrik tahu Kampung Nagrog, Kelurahan/Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya.
"Biasanya sejak pukul 07.30 sudah ramai. Tapi sekarang kami mogok memprotes naiknya harga kacang kedelai," ujar Taufik Hidayat (40), salah seorang perajin.
Selama libur, perajin tahu tidak bekerja apa-apa. Para karyawan yang biasa membuat tahu, ada yang benar-benar menganggur ada pula yang mencari pekerjaan sementara selama mogok tiga hari.
"Mau gimana lagi, ya? Sudah terikat dengan membuat tahu. Nyari pekerjaan lain lagi juga bingung," kata perajin tahu Cibuntu, H Omon (58), kemarin.
Dia mengatakan, sehari biasa memproduksi tiga kuintal kedelai untuk tahu. Pembuatan dilakukan di rumah produksi milik bandar kedelai, yang disewa H Omon Rp 6.000 sekali produksi.
Tahu yang sudah jadi kemudian dijual secara eceran oleh para penjual dengan cara berkeliling dari kampung ke kampung. Biasanya, penjual tahu menggunakan sepeda motor ketika berjualan.
Perajin lain di Cibuntu, Beben (50), mengaku tidak tahu akan libur sampai kapan. Dia khawatir juga jika mogok terlalu lama bisa mengganggu roda ekonomi keluarganya.
"Mudah-mudahan dengan aksi mogok begini, pemerintah peka. Pemerintah mengambil tindakan, sehingga harga kedelai bisa terkendali," katanya.
Andi (50), juga perajin tahu Cibuntu, mengaku dirinya bukan mau menyusahkan masyarakat dengan mogok produksi tahu. Aksi mogok, kata dia, lebih karena kesal terhadap pemerintah yang tidak bisa mengendalikan harga kedelai.