Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pasangan Calon Gubernur Jawa Barat Rieke Dyah Pitaloka dan calon Wakil Gubernur Teten Masduki mengenakan baju kotak-kotak dalam Pilkada Jawa Barat. Pasangan yang diusung PDI Perjuangan itu memakai baju yang digunakan mirip Joko Widodo (Jokowi) - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pilkada DKI Jakarta.
Menurut pakar psikologi politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, pasangan Rieke-Teten harus kreatif dalam berkampanye di Pilkada Jabar.
"Kotak-kotak itu dalam ilmu marketing disebut political branding. Nah branding itu cuma satu untuk satu produk, jadi nggak bisa satu branding untuk dua produk yang berbeda," kata Hamdi kepada Tribunnews.com, Minggu (25/11/2012).
Jokowi maupun Rieke - Teten telah mengatakan, baju kampanye Rieke - teten tidak sama dengan kotak-kotaknya Jokowi - Ahok. Atribut Rieke - Teten adalah kemeja Cele, khas satu daerah di Jawa Barat.
Hamdi mengatakan bila pasangan Rieke-Teten ingin meniru Jokowi dalam memenangi Pilkada DKI Jakarta, maka yang dapat ditiru adalah cara kerja mantan Walikota Solo itu.
"Nah kalau yang mau ditiru cara kerja politik Jokowi-Ahok, OK-lah. Nanti kalau baju kotak-kotak dikira tidak kreatif. Lha kalau niru Rieke di mana kreatifnya," ujar Hamdi.
Padahal, kata Hamdi, salah satu hakikat dari branding kotak-kotak itu adalah Jokowi-Ahok itu kreatif. Untuk itu, Hamdi meminta Rieke - Teten mencari branding yang unik buat pasangan mereka. Termasuk keseluruhan atribut kampanye. Setelah itu, lanjutnya, Rieke mengaitkan secara kreatif sosok Jokowi yang punya rekam jejak, rajin bekerja, aspiratif, spontan, dekat dengan rakyat dan kreatif.
"Tapi kalau sekadar menempelkan brandingnya dia dengan kotak-kotak . Saya kok yakin sama masyarakat dianggap sekadar meniru dan mendompleng popularitas Jokowi ya," bebernya. (*)