TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muhammad Rasyid Amrullah Rajasa harus berurusan dengan hukum, setelah mengalami kecelakaan maut di Jalan Tol Jagorawi KM 3+350, Selasa (1/1/2013) sekitar pukul 05.45 WIB.
Kebingungan dan kecemasan pun menyelimutinya. Apalagi, kecelakaan itu merenggut dua nyawa. Di sisi lain, dalam waktu dekat Rasyid harus menempuh ujian di kampusnya di London, Inggris.
dr Endah Rona Wulan, dokter jiwa yang menangani Rasyid menjelaskan, apa yang diperlihatkan Rasyid saat ini adalah sebuah ketakutan.
"Ini ketakutan, kecemasan akan masa depan. Dia juga sedang sekolah, mau ujian, kecemasan akan masa depan itu yang dialami," ungkap Endah di RSPP, Jakarta Selatan, Kamis (3/1/2013).
Namun, Endah tidak menjelaskan secara tegas apakah Rasyid mengalami depresi atau tidak.
"Saya hanya berikan gejala-gejala, kalau diagnosis semua kami rahasiakan," ucapnya kepada wartawan termasuk Tribunnews.com.
Ia menjelaskan, psiko dinamik setiap orang berbeda akibat beberapa faktor, seperti lingkungan, pola asuh, atau genetik
"Kenapa harus dirawat? Ini sangat berpengaruh kepada fisiknya. Sehingga, perlu perawatan yang perlu kami evaluasi sampai kondisinya optimal," tuturnya.
Menurut Endah, kondisi bisa terjadi kepada setiap orang yang mengalami atau menyaksikan kejadian traumatis, sehingga mengalami trauma psikologis.
"Kebetulan pada pasien ini juga berdampak pada fisik. Ada kesulitan makan, gangguan tidur," paparnya.
Endah menyatakan, hal tersebut juga biasa terjadi pada orang yang berusia 20 tahunh menuju dewasa muda. Ia mengalami kecemasan, dan ketakutan akan masa depan.
"Nah, ini biasanya berdampak pada psikisnya yang semakin lemah," cetus Endah. (*)