TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Sudah berstatus tersangka kecelakaan maut di Tol Jagorawi, sampai kemarin Rasyid Amrullah (22), putra bungsu Menko Perekonomian Hatta Rajasa, masih dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP).
Kombes Pol Rikwanto, Kabid Humas Polda Metro Jaya, mengatakan keluarga Hatta Rajasa telah menyerahkan kasus putra bungsunya itu ke kepolisian. "Tidak harus semuanya dirujuk ke RS Polri. Semua ada tahapannya. Biasanya dilarikan ke RS terdekat," ucap Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Kamis (3/1).
Rikwanto menuturkan, biasanya kepolisian akan merujuk pelaku, korban, ataupun tersangka ke rumah sakit terdekat. Kemudian, bisa juga pihak keluarga meminta rumah sakit mana dengan menimbang beberapa hal.
"Dalam kasus ini, ada kepercayaan antara pihak kepolisian dan keluarga Rasyid. keluarga meminta supaya Rasyid dirawat di RSPP karena mungkin ada rekam jejak medis Rasyid di sana," kata Rikwanto.
Menurut penelusuran Tribunnews.com, Rasyid masuk ke rumah sakit yang diresmikan Presiden Soeharto itu menggunakan nama Ramadan. Dia dirawat di lantai 5, kamar President Suite nomor 538.
Tarif kamar yang ditempati Rasyid adalah Rp 2,650 juta per hari dan biaya deposit awal sebesar Rp 16 juta. Hingga kemarin, Rasyid sudah tiga hari menempati kamar rawat yang bak hotel berbintang itu.
Ditemui Tribunnews.com, Humas RSPP, Yulita, menjelaskan bahwa kamar rawat yang ditempati Rasyid terbilang luas dan nyaman. Di dalam kamar itu terdapat kasur pembaringan untuk pasien lengkap dengan peralatan medis, ruang lain tunggu pasien, kamar mandi, dan dapur berisi peralatan masak, lemari es, dan microwave.
Ruang tunggu pasien pun dilengkapi dengan sofa empuk, meja, dan televisi layar datar berukuran besar.
"Kalau dokter dan perawatnya sama dengan yang kelas lain, seperti kelas Standard Plus, karena kami pakai sistem silang. Jadi, kalau kelas yang lain bukan berarti dokternya dokter umum," ujar Yulita.
Saat jumpa pers, dokter di RSPP tak ada yang berani menyebut identitas lengkap Rasyid Amrullah Rajasa. Pertama, saat dokter Abdul Haris Tri Prasetya, spesialis penyakit dalam RSPP, tak mau menyebut secara lengkap nama panjang putra bungsu Hatta Rajasa itu.
"Saya dokter Haris bagian penyakit dalam. Saya menangani pasien seorang laki-laki, umur 21 tahun. Datang di Rumah Sakit Pusat Pertamina tanggal 1, sekitar pukul enam sampai tujuh sore," katanya saat membuka jumpa pers di gedung Graha RSPP, lantai 8, Jakarta Selatan, kemarin.
Haris, yang ditanya mengenai identitas jelas pasien yang ditanganinya, tidak menyebut secara lengkap identitasnya. "Namanya R. Jadi Rasyid ya, Rasyid. Semua pasien kami perlakukan sama, apakah itu rakyat kecil, seorang pengusaha, atau anak pejabat. Kami perlakukan sama semua pasien di sini. Kami lindungi hak-hak pasien, kami pulihkan pasien secara total, kami tidak membedakan," ujar Haris.
Dokter Indra Maulana, Kepala Administrasi Medis RSPP, juga tidak bersedia mengungkapkan identitas secara lengkap.
Bahkan, sesi tanya-jawab pun dibatasi. Sejumlah pertanyaan wartawan tidak dijawab, misalnya siapa yang mengantar Rasyid ke rumah sakit, bagaimana kondisi sakit mag yang sebelumnya diakui sendiri Hatta Rajasa dalam konferensi pers di kediamannya.
"Kami tidak mengeluarkan kondisi pasien. Ini privasi pasien. Kita tidak memberikan sesi tanya-jawab," ujar Indra.
Namun dokter spesialis kejiwaan RSPP, Endah Rona Wulan, menyatakan Muhammad Rasyid Amrullah Hatta Rajasa mengalami gangguan kejiwaan pascatabrakan. "Tapi jangan diartikan gangguan jiwa akut," kata Endah kemarin.
Menurut Endah, kondisi Rasyid setelah tabrakan mengalami syok. Hal ini dimungkinkan bagi seseorang yang mengalami kejadian di luar bayangannya. Kondisi ini juga yang menyebabkan pengemudi BMW maut mengalami gangguan pencernaan.
"Apalagi Rasyid masih berusia 20 tahunan, makanya kondisi seperti ini sangat mungkin terjadi," ujarnya.
Endah mengatakan, tim dokter masih memantau kondisi kejiwaan Rasyid. "Kondisinya berangsur membaik," ujarnya. Hanya saja, Endah menolak memerinci dengan alasan kerahasiaan medis.