TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ini, Jumat (8/3/2013), perempuan seluruh jagat merayakan hari perempuan sedunia. Di Indonesia, perayaan ini dilaksanakan dengan aneka refleksi dan perenungan dengan segala aspek dan sudut pandang serta kejadian yang ada.
Tribunnews.com mencoba merefleksikan "pesta" Hari Perempuan sedunia dalam kacamata "Kartini-Kartini" yang menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Kepada Tribunnews.com, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Golkar, Nurul Arifin angkat bicara mengenai persoalan yang masih dialami kaum hawa hingga kini.
"Semoga perempuan sedunia dapat terbebas dari diskriminasi, subordinasi dan isolasi. Pelecehan baik secara seksual ataupun intelektual masih terus berlanjut hingga detik ini," kata Nurul di kompleks DPR, Jakarta, Jumat (8/3/2013).
Mengutip data Komnas Perempuan, sepanjang 2012 lalu, terdapat 4.293 kasus kekerasan yang menimpa perempuan. Kasus kekerasan itu meliputi korban KDRT, pemerkosaan, penganiayaan hingga pelecehan seksual.
Tak hanya itu, tercatat ada juga 282 kebijakan yang isinya justru mendiskriminasikan perempuan. Salah satu aturan yang dijadikan contoh diskriminatif terhadap perempuan adalah UU No 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.
Nurul pun berharap aksi dan program global MDG's mampu dilaksanakan di semua negara dan persoalan-persoalan itu tak lagi terjadi di muka bumi ini.
Lebih jauh Nurul berpesan kepada sesama kaumnya, agar seluruh perempuan bergandengan tangan dan hadir bagi sesama yang tengah terimpa masalah-masalah tersebut.
"Tugas kita seluruh perempuan dunia untuk menjaga solidaritas sisterhood untuk tidak meninggalkan mereka dalam kebisuan dan ketertinggalan," pesannya.