News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Panglima: Mutasi Pangdam Diponegoro itu Pergantian Biasa

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., menyematkan bintang kehormatan Swa Bhuwana Paksa Utama kepada Panglima Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) Jenderal Tan Sri Dato’ Sri Rodzali bin Daud di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Rabu (16/1/2013). Sebelumnya Panglima TNI didampingi Kasau Marsdya TNI I.B. Putu Dunia, Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Tisna Komara W., S.E, Aspers Panglima TNI Marsda TNI Bambang Wahyudi. S.Ip, Kapuspen TNI Laksda TNI Iskandar Sitompul, S.E., menerima CC (Courtesy Call) Panglima TUDM yang didampingi Brigjen Mohd Shabre bin Hj Hussein TUDM, Brigjen Anuar. Kunjungan Panglima TUDM dalam rangka meningkatkan kerja sama yang selama ini telah terjalin dengan baik.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono angkat suara mengenai mutasi Panglima Kodam IV/Diponegoro dari Mayor Jenderal TNI Hardiono Saroso kepada Mayjen TNI Sunindyo.

Menurut Agus, mutasi Pangdam Diponegoro bukanlah hal yang luar biasa. Tetapi itu merupakan hal yang biasa terjadi pergantian pejabat.

"Biasalah ini (pergantian). Karena tidak Hardiono saja. Ada juga pejabat lain yang ikut dalam surat keputusan yang saya buat. Namanya mutasi, mutasi biasa," ungkap Panglima kepada wartawan di sela Acara Pembukaan Musyawarah Nasional IX Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), di JS Luwansa Hotel and Convention Center, Jakarta, Senin (8/4/2013).

Dan lanjutnya, jika pun ada yang mengaitkan mutasi Mayor Jenderal TNI Hardiono Saroso dengan kasus penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, DIY, itu sah-sah saja. "Kalau dikaitkan dengan hal itu yah sah-sah saja," jelasnya.

Namun, dia tegaskan, mutasi itu sendiri bukan hanya terjadi pada Mayor Jenderal TNI Hardiono Saroso saja. Melainkan ada pejabat lainnya. "SK yang kita buat, selain beliau juga ada yang lainnya," tegasnya.

Apakah ada kaitannya dengan "bobolnya" Mayor Jenderal TNI Hardiono Saroso untuk mengantisipasi kasus Lapas Cebongan maka dirinya dipindah? "Kalau saudara menilai itu, silakan. Sah-sah saja," ucapnya.

Lebih lanjut terkait pernyataan Mayor Jenderal TNI Hardiono Saroso yang keras membantah keterlibatan TNI, Panglima katakan itu sudah dievaluasi. Karena terlalu dini memberikan bantahan sebelum didukung fakta.

"Evaluasi sudah dilakukan. Itu kan hanya kesalahan ucap yang belum didukung oleh fakta. Itu bisa terjadi pada setiap manusia," terangnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini