TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik, Djayadi Hanan, mengkritisi tindakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menggelar konferensi pers tentang Partai Demokrat di Istana Negara.
Menurut Pengajar Ilmu Politik Universitas Paramadina Jakarta rangkap jabatan Presiden SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat menjadi penyebab hal itu terjadi.
"Saya urusan politik dan partai itu adalah urusan 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu. Jadi ketika SBY menjadi Ketua Umum Partai, mau tidak mau waktunya setiap hari, sedikit atau banyak akan terpakai untuk mengurusi partai," ungkap Direktur Riset Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), kepada Tribunnews.com, Jakarta, Jumat (19/4/2013).
Jadi sekarang, menurutnya tinggal tergantung bagaimana SBY membagi waktunya. Tentu prinsipnya, tugas-tugas kepresidenan harus menjadi pertimbangan pertama dan utama.
Selain itu, kata dia, SBY belum dapat sepenuhnya menyerahkan urusan urusan partai sehari-hari kepada Ketua Harian. Karena memang struktur kepengurusan Demokrat belum secara resmi diumumkan.
"Jadi, SBY baru hanya akan mengurus partai di hari Sabtu dan Minggu setelah pengumuman struktur pengurus PD yang baru," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat SBY mendadak memberi keterangan pers di kantor Presiden Jakarta, Rabu (17/4/2013) malam, mengklarifikasi soal Yenny Wahid yang dikabarkan batal gabung Demokrat. (Andri MALAU)